Sabtu, 05 Juli 2008

KAJIAN SEJARAH BATU HITAM DAN IBADAH HAJI



MISTERI TENTANG "MISPA"
Seperti ditunjukkan judul artikel ini saya akan mencoba untuk memberikan peragaan tentang budaya batu dari orang Ibrani Kuno yang mereka warisi dari Ibrahim, nenek moyang mereka, dan untuk menunjukkan bahwa budaya batu ini telah dilembagakan di Mekkah oleh Patriarch Ibrahim dan anak laki-lakinya Ismail; di tanah Kanaan oleh Ishaq dan Yakub; di Moab dan tempat lainnya oleh keturunan Ibrahim yang lain.
Istilah "Budaya Batu"bukan dimaksudkan sebagai pemujaan terhadap batu yang adalah penyembahan berhala; budaya batu ini saya fahami sebagai pemujaan kepada Tuhan pada suatu batu khusus yang telah diberkati untuk maksud tersebut. Pada masa itu ketika bangsa terpilih (Isarel)ini menjalani kehidupan sebagai nomad dan penggembala, mereka tidak memiliki habitat yang tetap untuk mendirikan rumah yang khusus ditujukan untuk pemujaan Tuhan; biasanya mereka mendirikan sebuah batu di sekitar mana mereka biasa melakukan ritual haji, yaitu mengelilingi batu itu tujuh kali dalam bentuk lingkaran tarian (semacam tawaf- pent.). Kata haji mungkin menakutkan pembaca yang beragama Kristen dan mungkin mereka berkerut melihatnya karena bentuk Arabnya dan karena upacara ini telah menjadi ritual ummat Islam saat ini. Kata haji adalah persis sama dalam arti dan etimologi dengan kata yang sama dalam bahasa Ibrani dan Semit lainnya. Kata Ibrani "hagag" adalah sama dengan hajaj dalam bahasa Arab, perbedaannya hanya terletak pada pengucapan huruf ketiga dari alfabet bahasa Semit "gamal" yang orang Arab mengucapkannya sebagai "j". Kitab Hukum Moses (Torah) mempergunakan kata hagag atau haghagh ini 1) jika memerintahkan untuk melaksanakan upacara festival ini.. Kata itu menandakan untuk mengitari sebuah bangunan atau altar atau sebuah batu dengan cara berlari mengelilinginya dengan langkah teratur dan terlatih dengan tujuan melaksanakan perayaan agama dengan bergembira dan nyanyian (do'a). Di Timur ummat Kristen masih mempraktekkan apa yang mereka sebut "higga" baik di hari-hari pesta atau perkawinan mereka. Dengan sendirinya kata ini tidak memiliki hubungan apapun dengan pilgrimage atau upacara haji (ummat Islam), yang berasal dari kata bahasa Itali pellegrino, dan ini juga dari bahasa Latin peregrinus yang berarti "orang asing" (foreigner).
Selama dalam kunjungannya Ibrahim biasanya mendirikan sebuah altar untuk pemujaan dan korban pada beberapa tempat yang berbeda dan pada peristiwa-peristiwa tertentu. Ketika Yakub dalam perjalanan menuju Padan Aram dan melihat visi tangga yang indah itu beliau mendirikan sebuah batu di situ, ke atas mana beliau menuangkan minyak dan menyebutnya Bethel, yaitu Rumah Tuhan., dan dua puluh tahun kemudian beliau mengunjungi batu itu kembali, ke atas mana beliau menuangkan minyak dan "anggur asli", seperti tertulis dalam Genesis xxviii. 10 - 22; xxxv. Sebuah batu istimewa didirikan sebagai monumen oleh Yakub dan ayah mertuanya di atas setumpuk batu dan menyebutnya Gal'ead dalam bahasa Ibrani, dan Yaghar sahdutha by Laban dalam bahasa Aramia, yang berarti "sejumlah kesaksian". Namun nama yang pantas yang mereka berikan pada batu yang didirikan itu ialah "Mispa" (Genesis xxxi. 45 - 55), yang saya lebih senang untuk menuliskannya dalam bentuk tepat bahasa Arabnya, Mispha, dan ini saya lakukan begitu untuk kepentingan pembaca yang beragama Islam.
Mispha ini kemudian menjadi tempat pemujaan yang sangat penting, dan pusat dari pertemuan nasional dalam sejarah bangsa Israel. Di sinilah Naphthah, seorang pahlawan Yahudi, bersumpah "di hadapah Tuhan" dan setelah mengalahkan bangsa Ammonit, dia diceriterakan sebagai telah mengorbankan anak perempuan satu-satunya sebagai korban bakaran (Hakim-Hakim xi). Di Mispha itulah bahwa empat ratus ribu orang bersenjata dari sebelas suku bangsa Israel berkumpul dan "bersumpah di hadapan Tuhan" untuk memusnahkan suku bangsa Benjamin untuk kejahatan yang dibenci yang telah dilakukan oleh seorang bangsa Benjamin dari Geba' dan berhasil (Hakim-Hakim xx. xxi.). Nabi Samuel mengundang semua orang ke Mispha di mana mereka "bersumpah di hadapan Tuhan" untuk menghancurkan semua patung dan gambar mereka, dan kemudian diselamatkan dari tangan orang Filistin (1 Samuel vii). Di sinilah orang berkumpul dan Saul dinobatkan jadi Raja atas orang Israel (1 Samuel x). Dengan singkat, setiap masalah nasional yang penting diputuskan di Mispha atau di Bethel. Tampaknya kuil ini dibangun di atas tempat yang tinggi atau tempat yang ditinggikan, sering disebut Ramoth, yang berarti "tempat yang tinggi". Bahkan setelah Kuil Suleiman yang indah dibangun, Mispha tetap sangat dihormati. tetapi seperti halnya Ka 'aba di Mekkah, Mispha ini sering diisi dengan patung dan gambar-gambar. Sesudah penghancuran Jeruzalem dan Kuil oleh orang Kaldea, Mispha itu masih tetap memiliki sifat sucinya hingga masa kaum Makabi selama pemerintah Raja Antiochus. 2)
Sekarang apa arti kata Mispa itu? Biasanya kata itu diterjemahkan sebagai "menara pengawas". Kata ini termasuk kata benda dalam bahasa Semit - Asma Zarf - yang mengambil nama mereka dari benda yang dibungkus atau dicakupnya. Mispa adalah tempat atau bangunan yang mengambil namanya dari sapha, kata bahasa kuno untuk "batu". Kata biasa untuk batu dalam bahasa Ibrani ialah "iben", dan dalam bahasa Arab "hajar". Dalam bahasa Syria batu adalah "kipa".Tetapi safa atau sapha tampaknya menjadi bahasa yang umum bagi mereka semua untuk suatu obyek atau pribadi tertentu bila itu dianggapnya sebagai "batu". Dari hal ini maka Mispa berarti lokal atau tempat di mana sapha atau batu itu terletak dan terpasang. Akan kita lihat kapan nama Mispa ini untuk pertama kalinya diberikan kepada batu yang didirikan di atas tumpukan balok batu, di situ tidak ada bangunan yang mengitarinya. Itu adalah spot atau tempat di mana sapha itu terletak, dan itu disebut Mispa.
Sebelum menerangkan arti dari kata benda sapha saya ingin meminta kesabaran para pembaca yang tidak mengenal bahasa Ibrani. Bahasa Arab tidak mempunyai bunyi huruf " p " dalam alfabetnya sebagaimana juga dalam bahasa Ibrani dan bahasa Semit lainnya, di mana huruf " p ", seperti halnya " g ", kadang kala lunak dan diucapkan seperti " f " atau " ph ". Dalam bahasa Inggris sebagai aturan, kata-kata dalam bahasa Semit atau Yunani yang berisi bunyi " f " ditransliterasikan (dipindah hurufkan) dan ditulis dengan sisipan " ph " dan bukan " f ", misalnya: Seraph, Mustapha, dan Philosophy. Sesuai dengan aturan inilah saya lebih menyukai menulis kata sapha daripada safa.
Ketika Jesus Kristus memberikan nama panggilan kepada pengikut pertamanya Shim'on (Simon) dengan gelar yang berarti "Petros" (Peter), pastilah dalam benak beliau tersirat sapha yang kuno dan suci yang telah lama hilang! Tetapi, sayang! kita tidak dapat dengan pasti menguraikan kata yang tepat yang beliau nyatakan dalam bahasanya sendiri. Dalam bahasa Yunani kata Petros dalam kasus maskulin - Petra dalam kasus feminin - adalah begitu tidak klasikal dan tidak berbau Yunani, yang orang menjadi sangat heran bahwa gereja mengadopsi kata itu. Pernahkah Jesus atau orang Yahudi lainnya bermimpi untuk memanggil nelayan Bar Yona, Petros? Pastilah tidak. Versi bahasa Syria ialah Pshitta seringkali menjadikan bentuk bahasa Yunani ini dengan Kipha (Kipa). Dan kenyataan baku bahwa bahkan teks bahasa Yunani telah melestarikan nama asli "Kephas," yang versi bahasa Inggris mereproduksinya dalam bentuk "Cephas", menunjukkan bahwa Kristus berbicara dalam bahasa Aramia dan memberi nama panggilan "Kipha" kepada pengikut utamanya.
Versi lama bahasa Arab untuk Perjanjian Lama seringkali menulis nama St Peter dengan "Sham'un' as-Sapha"; yaitu "Simon the Stone". Kata-kata Kristus: "Thou art Peter", dsb. padanan (ekivalen) dalam versi bahasa Arab ialah "Antas-Sapha" (Matius xvi. 18; Yohanes i. 42, dsb.).
Karena itu bila Simon itu adalah Sapha, gereja yang akan dibangun di atasnya tentulah menjadi Mispha. Bahwa Kristen harus membandingkan Simon dengan Sapha dan Gereja dengan Mispha adalah sangat istimewa; namun bila tiba saatnya saya membuka tabir misteri yang tersembunyi dalam kesamaan ini dan kebijakan yang terkait dalam Sapha, maka haruslah diterima sebagai suatu kebenaran yang ajaib dari kehebatan Nabi Muhammad atas gelarnya yang mulia: MUSTAPHA !
Dari apa yang telah diungkapkan di atas, keinginan untuk tahu kita dengan sendirinya akan menyebabkan kita untuk bertanya tentang hal-hal berikut:
Mengapa ummat Islam dan Kristen Unitarian keturunan Nabi Ibrahim memilih batu untuk melaksanakan upacara keagamaan pada atau sekitar batu itu ?
Mengapa batu istimewa ini disebut Sapha?
Apa yang akan dituju oleh si penulis? Dan seterusnya - mungkin beberapa pertanyaan lainnya
Batu itu telah dipilih sebagai sebuah benda yang paling sesuai ke atas mana seseorang yang patuh pada agamanya meletakkan korbannya, menuangkan minyak murni dan anggurnya 3) dan melaksanakan upacara keagamaannya di sekitar batu itu. Lebih daripada itu, batu ini didirikan untuk memperingati ikrar dan janji-janji tertentu yang telah dibuat oleh seorang Nabi atau orang yang lurus dalam agamanya kepada Penciptanya, dan wahyu yang diterima dari Tuhan. Dengan begitu, batu itu adalah monumen suci untuk mengabadikan kenangan dan karakter suci dari peristiwa keagamaan yang besar. Untuk maksud tersebut, kiranya tidak ada benda lain yang melebihi batu. Bukan saja batu itu kuat dan tahan lama yang membuat batu itu lebih sesuai untuk maksud tersebut, tetapi juga kesahajaannya, kemurahannya, tidak bernilainya pada suatu tempat sunyi akan menjamin terhindar dari perhatian orang yang tamak atau yang membenci untuk mencuri atau membinasakannya. Seperti telah diketahui dengan baik, Hukum Musa (Taurat) melarang dengan keras untuk memotong atau memahat batu-batu altar. Batu yang disebut Sapha mutlak dibiarkan tetap dalam keadaan aslinya: tidak ada gambar-gambar, inskripsi, atau ukiran yang dicetak di atasnya, agar salah satu daripadanya tidak akan dipuja di masa mendatang oleh orang-orang yang bodoh. Emas, besi, perak atau metal lainnya tidak dapat memenuhi semua mutu yang diperlukan oleh sebuah batu yang sederhana. Karena itu akan dimengerti bahwa benda yang paling murni, paling tahan lama, dapat diterima dan paling aman untuk sebuah monumen agama dan suci tidak bisa lain kecuali batu.
Patung perunggu Jupiter disembah oleh Pontifex Maximus Roma yang kafir, diambil dari Pantheon dan dicor kembali menjadi gambar St Peter atas perintah Souvereign Pointiff Kristen; sesungguhnyalah kebijakan yang terangkum dalam Sapha mengagumkan dan berharga bagi semua mereka yang tidak menyembah obyek apapun di samping Tuhan.
Juga harus diingat, bukan saja Sapha yang didirikan itu sebagai monumen suci, tetapi demikian juga tempat yang khusus dan sirkuit di mana Sapha itu terletak. Dan untuk alasan inilah bahwa upacara haji bagi Muslim, seperti halnya higga bagi orang Yahudi, dilakukan di sekitar bangunan di mana Batu Suci itu terletak. Adalah suatu kenyataan yang diketahui bahwa orang Karamati yang mengambil Batu Hitam dari Ka'aba dan menyimpannya di negerinya sendiri selama dua puluh tahun, diwajibkan untuk membawa dan meletakkannya kembali pada tempatnya semula karena mereka tidak dapat menarik jamaah haji dari Mekkah. Kalau saja batu itu emas atau obyek lain yang bernilai, pastilah sudah tidak ada lagi paling kurang selama lima ribu tahun; atau kalau seandainya batu itu memiliki pahatan atau ukiran atau gambar, pastilah Nabi Muhammad saw sendiri sudah membinasakannya.
Mengenai arti atau lebih baik banyak arti dari Sapha, sudah saya tunjukkan bahwa itu menunjuk pada berbagai mutu yang dimiliki batu itu.
Kata itu terdiri atas huruf hidup "sadi" (shad) dan "pi" berakhir dengan bunyi "hi" keduanya sebagai kata kerja dan kata benda. Dalam bentuk "qal" itu berarti "mensucikan" "memperhatikan, menatap dari kejauhan, dan memilih". Kata itu juga mempunyai arti "bersikap tegas dan mantap"; dalam paradigma pi'el (?) yang adalah kausatif, itu berarti "membuat pilihan, menyebabkan untuk memilih," dan sebagainya.
Seseorang yang memandang dari sebuah menara disebut Sophi (2 Raja-Raja ix. 17, dst). Di zaman dulu sebelum kuil Suleiman dibangun, Nabi atau "Orang (nya) Tuhan" disebut Roi atau Hozi yang berarti "penglihat" (1 Samuel ix. 9). Tentu saja para sarjana Ibrani sangat mengenal dengan kata Msaphpi, atau lebih baik Msappi, yang merupakan kesamaan dalam ortografi bahasa Arab musaphphi, yang berarti: "seorang yang berusaha untuk memilih yang murni, mantap dan tegas," dsb. Pengawas di Menara Yisrael seperti tersebut di atas, memandang dan mengawasi dengan tajam dari kejauhan untuk membedakan sekelompok orang yang datang menuju kota. Dia melihat utusan pertama dari Raja yang datang dan bergabung dengan kelompok itu tetapi tidak kembali. Hal yang sama terjadi dengan utusan kedua dan ketiga. Barulah kemudian bahwa Sophi itu dapat mengenali Ketua dari kelompok itu sebagai Jehu. Nah, apa gerangan kegiatan dan kerja pengawas atau pengamat ini? Pekerjaannya ialah mengawasi dengan tajam dari kejauhan untuk mengenali satu di antara yang lainnya dengan tujuan untuk mengetahui identitas dan gerakannya, bila saja mungkin, dan kemudian memberi tahukan kepada Raja. Jika anda bertanya: Apa kegiatan dan pekerjaan Sophi dari Mispha yang seorang diri itu? Jawaban berikut ini pasti tidak akan memuaskan seorang penyelidik yang mempunyai keinginan tahu yang besar: "…dia biasa mengawasi dari minaret Misppha (Mispa) agar dapat mengenali identitas orang yang datang di padang pasir, atau dia biasa mengawasi kemungkinan adanya bahaya." Bila demikian, sifat keagamaan serta suci dari Misppha itu akan hilang, dan mungkin lebih akan berfungsi sebagai menara pengawas militer. Tetapi masalah Sophi dari Mispha berlainan sekali. Asal mulanya Mispha hanyalah sebuah kuil sederhana pada suatu tempat tinggi yang terpisah di Gal'ead di mana Sophi dengan keluarganya atau pembantu-pembantuny a biasa bertempat tinggal. Setelah penaklukan dan pendudukan tanah Kanaan oleh Israel, jumlah Mispha itu meningkat dan segera saja Mispha itu menjadi pusat keagamaan yang besar dan berkembang menjadi lembaga pelajaran dan konfraternitas. Tampaknya pusat-pusat itu menjadi seperti Mevlevi, Bektashi, Neqshbendi dan konfraternitas lainnya yang ada pada orang Islam, masing-masing ada di bawah Sheik dan Murshidnya sendiri. Mereka memiliki sekolah-sekolah yang ada di bawah naungan Mispha di mana diajarkan Hukum Musa, agama,sastra Ibrani dan cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya. Namun di atas kegiatan pendidikan ini, Sophi adalah kepala tertinggi dari mayarakat pemula yang biasa dia beri perintah dan ajar tentang agama yang esoterik dan mistik yang kita ketahui disebut Sophia. Sesungguhnyalah apa yang kita sebut kini dengan sufi pada waktu itu disebut nbiyim atau "prophets" (nabi), dan apa yang dalam Islam disebut takkas, zikr atau seruan do'a, mereka sebut dengan "prophesying" (nubuah). Pada zaman Nabi Samuel yang juga sebagai kepala negara dan lembaga Mispha, para pengikut dan pemula itu menjadi sangat banyak; dan ketika Saul diminyaki (upacara keagamaan) dan dimahkotai sebagai raja, dia ikut zikr atau kegiatan keagamaan menyeru do'a bersama dengan para pemula dan diumumkan dimana-mana: "Perhatikanlah, Saul juga ada di antara para Nabi." Dan ungkapan ini menjadi peribahasa; karena dia juga ikut "prohesying" dengan kelompok para nabi itu (1Samuel x. 9-13). Persufian di antara orang-orang Ibrani berlanjut terus menjadi konfraternitas keagamaan yang esoterik di bawah kekuasaan Nabi waktu itu hingga wafatnya raja Suleiman. Sesudah kerajaan pecah menjadi dua bagian, ternyata perpecahan besar terjadi juga di antara para sufi. Di zaman Nabi Ilyas kira-kira 900 tahun sebelum Isa, dikatakan kepada kita bahwa beliau adalah satu-satunya Nabi yang sejati yang masih tertinggal dan bahwa semua yang lainnya telah tewas terbunuh; dan ada delapan ratus lima puluh nabi Baal dan Ishra yang ikut "makan di meja Ratu Izabel" (1 Raja-Raja xviii. 19). Namun hanya beberapa tahun kemudian, pengikut Nabi Ilyas dan penggantinya Nabi Elisha, telah disambut di Bethel dan Jericho oleh puluhan "anak-anak Nabi" yang meramalkan kenaikan nabi Ilyas dalam waktu dekat (2 Raja-raja ii.)
Apapun posisi sesungguhnya para Sufi Ibrani sesudah terjadinya perpecahan besar agama dan bangsa, satu hal adalah pasti, yaitu bahwa pengetahun sejati tentang Tuhan dan ilmu pengetahuan agama yang esoterik tetap terpelihara hingga kedatangan Jesus Kristus, yang membangun masyarakat pemulanya di dalam "kalangan dalam agama" (Inner Religion) atas Simon the Sapha, dan bahwa para Sophi sejati atau para pengawas, penglihat atau pengamat dari Mispha Kristen melestarikan pengetahuan itu dan mengawasinya hingga kedatangan Pilihan Allah, Nabi Muhammad al-Mustapha - atau Mustaphi dalam bahasa Ibrani!
Seperti saya katakan di atas, Injil menyebut banyak nama para nabi yang terkait dengan Mispha; namun kita harus benar-benar mengerti bahwa sebagaimana dengan jelas Al Qur'an menyatakannya: "Tuhan Yang Paling Mengetahui siapa yang akan Dia angkat menjadi UtusanNya" bahwa Dia tidak memberikan hadiah ramalan kepada seseorang dengan sebab untuk kemuliaannya, kekayaannya, atau bahkan kealimannya, namun semata -mata hanya untuk kesenanganNya (keridhoanNya- pen.). Keyakinan dan semua kegiatan keagamaan, meditasi, latihan spiritual, doa, puasa, dan ilmu pengetahuan suci mungkin menyebabkan timbulnya seorang baru menjadi murshid atau pembimbing spiritual, atau sampai pada tingkat santo (orang suci), tetapi tidak akan pernah sampai pada tingkat nabi; karena kenabian bukanlah dicapai dengan melalui upaya, tetapi adalah sebuah pemberian Tuhan. Bahkan di antara para Nabi hanya ada beberapa saja yang adalah Utusan (Rasul) yang diberi kitab suci khusus dan diperintahkan untuk memberi petunjuk dan peringatan kepada ummat tertentu atau dengan misi khusus. Karena itu istilah "nabi" seperti dipergunakan dalam Kitab Suci orang Ibrani seringkali adalah bermakna ganda (lebih dari satu).
Saya juga harus mencatat dalam hubungan ini bahwa mungkin sebagian besar dari materi Injil adalah karya atau produksi dari Mispha-Mispha ini sebelum Penangkapan Babilon atau bahkan mungkin sebelumnya, tetapi kemudian direvisi oleh tangan-tangan yang tidak diketahui siapa punya hingga menjadi dalam bentuknya seperti kita kenal sekarang.
Nah sekarang tinggal beberapa kata lagi untuk dikatakan tentang Sufiisme orang Muslim dan kata bahasa Yunani "Sophia" (kebijakan atau cinta akan kebijakan); dan suatu perbincangan tentang dua sistim pengetahuan tinggi ini terletak di luar ruang lingkup artikel ini. Dalam pengertian luas, filosofi adalah suatu studi atau ilmu pengetahuan tentang prinsip utama tentang "ada"; dengan perkataan lain filosofi itu melampaui batas dari fisik ke studi tentang "ada yang murni". dan meninggalkan studi tentang sebab musabab atau hukum dari apa yang terjadi atau dilihat di dalam alam sebagai sedang mencoba untuk menggapai metafisik yang berhubungan dengan keyakinan, etika dan hukum yang kini dikenal sebagai aspek spiritual dari peradaban, sedang fisik itu dianggap sebagai aspek materi dari peradaban. Karenanya sulit sekali untuk menemukan kebenaran.
Perbedaan antara kata bahasa Yunani "Sophia" dan Sufi Muslim ialah bahwa orang Yunani itu telah mencampur adukkan bidang materialistik dan spiritual dan pada saat yang bersamaan mereka gagal untuk menerima wahyu seperti diakui oleh filosof utama mereka Aristotle dan Socrates bahwa berhubungan dengan metafisik tanpa adanya wahyu dari Sang Pencipta seperti menyeberangi samudera di atas sebatang kayu! Sedang Sufi orang Muslim yang beruntung mengkonsentrasikan diri dalam bidang etika dan mengikuti jejak Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya dalam mendisiplinkan hati seseorang dan diri sendiri dalam berlayar untuk menggapai Kumpulan Tinggi Para Malaikat dan sebagainya.
Sufiisme orang Muslim adalah kontemplasi tentang karya Allah dan CiptaanNya dan diri sendiri, dan menghindarkan diri dari kontemplasi tentang Allah Sendiri, karena manusia itu dibuat dari lingkungannya, dan selekas dia akan mempergunakan panca inderanya untuk melukiskan Allah, maka akan menjadi sangat berbahaya seperti halnya terjadi dengan orang Mesir ketika mereka melukiskan Sphinx yang memiliki kepala, cakar, tubuh, dsb.
Keunggulan Sophia Islam daripada filosofi Yunani adalah pernyataan (manifestasi) dari obyek yang dilihat. Dan dengan pasti Sophia Islam itu lebih unggul daripada selibasi dalam agama Kristen dan religiositas (monastik) dalam ketidak pekaannya terhadap kesadaran dan kepercayaan orang lain. Seorang Sufi Muslim selalu menawarkan hormat terhadap agama lain, menertawakan gagasan "heresy" dan mencela semua pengejaran dan penindasan (persecution and oppression). Sebagian besar orang suci (santo) Kristen adalah kalau bukan persekutor maka dia adalah orang yang terkena persekusi karena "heresy", dan mereka terkenal karena ketidak toleransian mereka. Sayang , tetapi itulah kebenarannya.
Juga bermanfaat untuk dicatat bahwa dalam abad awal Islam, para Sufi Muslim disebut dengan "Zahid" atau "Zohad" dan pada saat itu mereka tidak mempunyai metodologi, tetapi mereka memiliki fraternitas atau komunitas kepercayaan dan jurisprudensi yang lengkap bagi mazhabnya. Mereka berkonsentrasi pada etika dan pemikiran. Generasi berikutnya membuat metodologi pelajaran untuk para pemula, menengah (intermediate) dan yang sudah lanjut (the advanced) berdasarkan Al Qur'an dan Hadith Nabi (Prophetic Quotations). Jelas sekali bahwa rektisi setiap hari atas Al Qur'an, penghafalan Asma'al-Husna dan do'a bagi Nabi Muhammad saw bersama dengan permohonan ampun kepada Allah dan sholat tahajud, puasa di siang hari adalah beberapa dari karakteristik yang penting. Pada pihak lain, para Sufi Muslim yang otentik menolak setiap anggota yang tidak jujur dan tulus yang gagal untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad. Harus diakui, banyak orang bodoh telah termakan, dengan berpikir bahwa kasus ketidak tulusan itu adalah mewakili Sufiisme Muslim. Mereka tidak bisa mengerti bahwa Ihsan yang adalah sepertiga dari agama seperti ditunjukkan dalam jawaban Nabi Muhammad saw atas pertanyaan: "Apakah Islam itu?", "Apakah Iman itu?" dan "Apakah Ihsan itu?", ketika Nabi Muhammad saw bersabda bahwa orang yang bertanya itu ialah malaikat Jibril, dan bahwa beliau datang untuk mengajar agama kepadamu. Demikian juga, Islam itu dilayani oleh empat mazhab jurisprudensi (fikh), sedang Iman oleh mazhab kepercayaan seperti Salaf dan Ashariah, dan tentu saja Sufi dilayani oleh Ihsan. Bila seseorang meragukan hal ini, biarlah dia menyebutkan pakar-pakar Ihsan, karena bila anda pergi ke Pengadilan Islam yang termasuk dalam seksi Islam, atau pergi ke mazhab Kepercayaan dan mengaku bahwa ada iri hati dan dengki dalam hatinya dsb. sebagai penyakit dari jiwa, kedua mazhab itu akan mengakui bahwa mereka tidak mempunyai sangkut paut dengan aspek itu dan akan merujuknya kepada ahli ibadah, atau seorang Sufi, Sheik.
Sebagai catatan kedua saya ingin menambahkan bahwa para pengarang Muslim selalu menuliskan kata bahasa Yunani "philosophy" dalam bentuk falsafah dengan huruf "sin" dan bukan huruf "shad" atau "thad" yang adalah satu dari huruf-huruf yang membentuk kata dalam bahasa Ibrani dan Arab Sapha dan Sophi. Saya kira bentuk ini dimasukkan ke dalam literatur bahasa Arab oleh penterjemah dari Asiria yang dahulu termasuk dalam sekte Nestorian. Orang Turki menuliskan Santo Sofia dari Istambul dengan huruf shad, tetapi falsafah dengan huruf sin seperti halnya samekh dalam bahasa Ibrani. Saya yakin bahwa Sophia dalam bahasa Yunani secara etimologi dapat dikenali dari kata bahasa Ibrani; dan bahwa gagasan dalam kalangan Muslim bahwa kata sophia (sowfiya) berasal dari kata "soph" yang berarti "wool" haruslah dibuang.
Sophia atau kebijakan yang sejati ialah pengetahuan yang sesungguhnya tentang Tuhan, pengetahuan yang sejati tentang agama dan moralitas, dan penentuan yang mutlak benar atas Utusan Terakhir di antara semua Utusan Tuhan, adalah termasuk dalam lembaga kuno orang Israel 'Mispha' hingga saat dialihkannya ke Mispha orang Nasrani atau Kristen. Sungguh hebat melihat betapa lengkap analogi itu dan betapa ekonomi Tuhan yang berkenaan dengan hubunganNya dengan manusia telah dilaksanakan dengan keseragaman dan tertib yang mutlak. Mispha adalah filter di mana semua data dan orang disaring dan diteliti oleh para Musaphphi (bahasa Ibrani Mosappi) seperti halnya oleh colander (saringan, karena itulah arti kata itu); sehingga yang asli dibedakan dengan dan dipisahkan dari yang palsu, dan yang murni dari tidak murni; walaupun abad telah silih berganti, banyak sekali Nabi-Nabi datang dan pergi, namun Mustapha, Seorang Yang Terpilih, tidak muncul. Kemudian datang Jesus yang suci; tetapi dia ditolak dan di siksa, karena di Israel tidak ada lagi Mispha yang resmi yang pasti telah akan mengenali dan mengumumkannya sebagai Utusan Tuhan yang sejati yang dikirimkanNya untuk membawa kesaksian atas Mustapha yang adalah Nabi Terakhir yang akan datang sesudahnya. "Dewan Agung Sinagog" telah berkumpul dan dilembagakan oleh Ezra dan Nehemiah, di mana "Simeon Yang Adil" adalah anggota terakhirnya (310 S.M.), digantikan oleh Pengadilan Adi Jeruzalem (Supreme Tribunal of Jeruzalem) yang disebut : "Sahedrin"; tetapi Dewan yang kemudian itu yang diketuai oleh seorang "Nassi" atau "Pangeran", menghukum mati Jesus karena Dewan itu tidak mengakui Jesus dan sifat dari misi sucinya. Namun beberapa Sufi mengenali Jesus dan mempercayai misi kenabiannya; namun sejumlah orang menyalah fahaminya sebagai Mustapha atau Utusan Allah yang "terpilih", dan menangkap dan mengakuinya sebagai raja, tetapi beliau lenyap dan menghilang dari antara mereka. Beliau bukanlah Mustapha, jika bukan maka tidaklah masuk akal untuk menjadikan Simon sebagai Sapha dan gerejanya sebagai Mispha; karena fungsi dan tugas dari Mispha adalah untuk mengamati dan mencari tahu Utusan Terakhir, agar bila dia datang dapat diumumkan sebagai Orang Yang Dipilih dan Ditetapkan - Mustapha. Jika Jesus itu Mustapha maka tidak perlu lagi ada lembaga Mispha. Ini adalah sebuah subyek yang mendalam dan menarik; hal itu memerlukan kesabaran dalam mempelajarinya. Nabi Muhammad al Mustapha adalah sebuah misteri Mispha, dan kekayaan dari Sophia
Disalin dari buku karya : Mualaf
PROFESOR DAVID BENJAMIN KELDANI B.D.
(Wafat 1940) Dahulu Uskup Uramiah, Kaldea.

SIAPAKAH NABI YANG DIRAMALKAN YOHANES PEMBAPTIS


NABI YANG DIRAMALKAN OLEH PEMBAPTIS PASTILAH> > NABI MUHAMMAD SAW> > Ada dua pernyataan yang berarti tentang Yahya Pembaptis yang dibuat> oleh Jesus Kristus, namun dicatat dalam suatu cara yang misterius.> Pernyataan yang pertama tentang Pembaptis itu ialah bahwa Yahya> diperkenalkan kepada dunia sebagai reinkarnasi dari Eliyah dari> Perjanjian Lama. Misteri dengan mana sebutan ini diliput terdiri dari> hal berdiam diri Kristus yang berarti mengenai identitas orang yang> diharapkan akan diungkapkan oleh Eliyah secara resmi dan> memperkenalkannya kepada dunia sebagai Nabi Terakhir. Bahasa Jesusdalam> hal ini sangat luar bisa tidak jelas, bermakna ganda (ambiguous), dan> misterius. Jika Yahya itu Eliyah, seperti dinyatakan dengan jelas dan> tanpa takut, lalu mengapa orang itu yang bentaranya ialah Eliyah tidak> disebut dengan jelas dan tanpa takut? Jika Jesus adalah "Utusan Dalam> Perjanjian (Covenant)" dan Dominator - terjemahan Vulgate untuk "Adon"> yang bahasa Ibrani - (Malakhi iii. 1), mengapa dia tidak secaraterbuka> mengatakannya> > begitu? Jika dia dengan berani menyatakan bahwa itu bukan diasendiri> tetapi seorang Nabi lain yang adalah "Dominator" tersebut, maka> sesungguhnya pastilah sebuah tangan kriminal telah menghapus dan> mengganti kalimat-kalimat Jesus itu dari Injil yang asli. Dalam semua> peristiwa, adalah Injil-Injil itu yang harus bertanggung jawab atas> makna ganda dan ketidak jelasan. Tak dapat digambarkan kecuali sebagai> pengrusakan setani (diabolical) atas teks yang telah menyesatkan> milyaran orang Kristen selama begitu banyak abad. Jesus, apapun yang> beliau percaya sebagai yang beliau wakili, harus, untuk mengatakan> paling tidak, telah menunjukkan dirinya sendiri sebagai orang yang> berterus terang (straightforward) , dan telah dengan berterus terang> berkata: "Yahya adalah Eliyah yang telah diutus sebagai seorangbentara> untuk menyiapkan jalan bagiku!" Atau jika itu bukan masalahnya, maka> beliau pasti sudah membuat pernyataan berikut: "Yahya adalah Eliyahyang> telah> > diutus untuk menyiapkan jalan bagi Nabi Muhammad saw." Barangkaliini> sebagai akibat kecintaan Jesus untuk kegandaan makna (ambiguity).> Sebenaryalah ada beberapa kejadian - seperti diceriterakan dalam> Injil - di mana Jesus memberikan sebuah jawaban atau membuat sebuah> pernyataan yang tidak jelas and sama sekali tidak bisa dimengerti.> Dengan mengesampingkan hal ketuhanannya (his godhead), sebagai seorang> Nabi, tidak, bahkan sebagai seorang guru, beliau diharapkan sebagaiguru> dan pemimpin yang berterus terang.> > Pernyataan yang lain bahkan diliputi dengan misteri yang lebihpekat.> "Tiada laki-laki yang dilahirkan dari seorang wanita yang lebih besar> daripada Yahya Pembaptis," kata Jesus, "tetapi yang terkecil diKerajaan> Sorga adalah lebih besar daripada Yahya." Apakah Jesus bermaksud untuk> mengajarkan kepada kita bahwa Yahya Pembaptis dan semua Nabi dan> orang-orang beriman ada di luar Kerajaan Tuhan? Siapakah yang"terkecil"> yang "lebih besar" daripada Yahya, dan dengan sendirinya daripadasemua> orang-orang Tuhan yang ada sebelum Pembaptis? Apakah Jesus bermaksud> dengan "terkecil" itu dirinya sendiri, atau "yang terkecil" diantara> orang-orang Kristen yang telah dibaptis? Tidak mungkin itu dirinya> sendiri, karena pada masanya Kerajaan itu belum lagi berdiri di muka> bumi ini; kalau itu dia sendiri, maka dia tidak dapat menjadi "yang> terkecil" di dalamnya, karena dia adalah pendirinya. Gereja-gereja,atau> lebih tepat setiap gereja, ortodoks atau heterodoks, dari> > sudut pandang mereka sendiri yang janggal - telah menemukan> pemecahan yang sangat kompleks atau tidak masuk akal untuk masalahini;> dan pemecahan masalah itu ialah bahwa orang Kristen "yang terkecil"yang> telah dicuci dengan darah Jesus - melalui sakramen pembaptisan> menurut keyakinan Sacerdotal, atau melalu regenerasi tertenu menurut> takhayul Pengabar Injil - menjadi "lebih besar" daripada Pembaptis> dan semua bala tentara yang terdiri dari orang laki-laki maupun> perempuan yang suci, termasuk di dalamnya Nabi Adam, Nuh, Ibrahim,Musa,> Daud, Eliyah, Daniel dan Yahya Pembaptis! Dan alasan atau bukti dari> akuan (claim) yang fantastik ini ialah bahwa orang-orang Kristen> betapapun berdosanya, bodohnya, rendahnya, miskinnya dia itu mungkin,> asalkan dia memiliki keyakinan pada Jesus sebagai Penyelamatnya,> mempunyai hak istimewa yang Nabi-Nabi suci menginginkannya namun tidak> bisa menikmati hak itu. Hak istimewa ini tidak terhitung banyaknya;> pemurnian> > dari dosa asal melalui pembaptisan Kristen; pengetahuan tentang> "Trinitas Yang Suci" (!!! hasha, astaghfirullaah! - Allah melarang> dan semoga mengampuninya) ; pemberian makan kepada tubuh dan darahJesus> dalam Sakramen Eucharist; kelembutan dalam membuat salib; hak istimewa> atas kunci Sorga dan Neraka yang diserahkan kepada Sovereign Pontiff> (Paus atau Uskup yang berkuasa?) dan ekstasi yang luar biasa dari kaum> Puritan, Quaker, Brethren, dan semua sekte yang disebut Nonconformist> yang, masing-masing menurut caranya sendiri, sementara mengaku berhak> atas hak istimewa dan prerogatif, semua sepakat bahwa setiap orang> Kristen yang baik itu pada Hari Kebangkitan akan menjadi gadis perawan> dan menyediakan dirinya sebagai pengantin wanita dari "Domba Tuhan"!> > Tidakkah anda berpikir bahwa orang-orang Kristen benar untuk> mempercayai bahwa "yang terkecil" di antara mereka "lebih besar"> daripada semua Nabi? Tidakkah anda berpendapat bahwa seorang biarawan> Patagonia yang kokoh kekar dan seorang biarawati penjara dari Paris> adalah lebih tinggi daripada Adam dan Hawa, karena misteri dariTrinitas> itu disingkapkan kepada orang-orang yang kebingungan ini dan tidak> kepada orang tua pertama kita yang hidup di Sorga Allah sebelum mereka> jatuh? Atau, tidakkah anda berpikir bahwa keyakinan sejenis ini adalah> paling tidak menarik dan paling tidak pantas dalam masa puncak ilmu> pengetahuan lanjut dan sivilisasi? Menyatakan bahwa seorang pangeran> Inggris atau seorang yatim piatu negro "lebih besar" daripada Yahya> Pembaptis karena mereka orang-orang Kristen, setidak-tidaknya, adalah> penuh rasa kebencian!> > Meskipun demikian semua kepercayaan dan iman yang bermacam-macam itu> berasal dari Perjanjian Baru dan dari kalimat-kalimat yang diletakkandi> mulut Jesus dan para apostelnya. Tetapi untuk kita orang Muslim ada> kilau cahaya yang menarik yang tertinggal dalam Injil; dan itu cukup> bagi kita untuk menemukan kebenaran tentang Jesus yang sesungguhnyadan> sepupunya Yohannan Ma'mdana atau Yahya Pembaptis.> >> > YAHYA PEMBAPTIS MERAMALKAN NABI MUHAMMAD SAW> >> >> > Menurut kesaksian Nabi Jesus, tidak ada seorang laki-laki yang> dilahirkan seorang perempuan yang pernah lebih besar daripada Yahya> Pembaptis. Tetapi "yang terkecil" di dalam Kerajaan Sorga lebih besar> daripada Yahya. Perbandingan yang dibuat oleh "Ruh Tuhan" (Ruhu'llah> = Jesus) itu adalah antara Yahya dan semua Nabi sebelumnya sebagaiopsir> dan administrator Kerajaan Sorga . Kini secara kronologis Nabi yang> terakhir akan menjadi yang terkecil dari antara semuanya, dia akan> menjadi junior-nya dan yang termuda. Kata "zira" dalam bahasa Aramiah,> seperti dalam bahasa Arab "saghir" berarti "sedikit atau kecil(little),> anak muda kecil (small young)." Versi Pshittha (Injil dalam bahasa> Syriac) memakai kata "zira atau z'eira" sebagai lawan kata "rabba"> untuk "besar, tua atau lama" (great, old). Setiap orang Kristen akan> mengakui bahwa Jesus bukanlah Nabi "yang terakhir," dan karenanyatidak> mungkin Jesus "yang terkecil." Bukan saja para Apostel yang> > dianugerahi dengan kemampuan meramal, tetapi juga banyak orang suci> lainnya dalam masa apostel mendapat anugerah hal serupa menurut kitab> Kejadian xi. 27-28; xiii. 1; xv. 32; xxi. 9-10, dsb.)!> >> > Dan karena kita tidak dapat menentukan mana dari antara Nabi-Nabi> Gereja yang banyak itu "yang terakhir", tentu saja kita terpaksa untuk> mencari di tempat lain seorang Nabi yang tak dapat dibantah lagisebagai> Yang Terakhir dan Penutup dari Daftar Para Nabi. Dapatkah kita> membayangkan adanya bukti yang lebih kuat dan lebih cemerlang yang> mengacu pada Nabi Muhammad saw daripada penggenapan atau pemenuhan,> dalam pribadinya yang suci, ramalan suci Jesus Kristus?> >> > Dalam daftar panjang keluarga nabi-nabi, tentu saja "yang termuda,"> "yang terkecil" adalah Nabi Muhammad saw; beliau adalah "Benjamin"dari> para Nabi; namun beliau adalah Sultan mereka, "Adon" mereka dan> "Kemuliaan" mereka. Mengingkari karakter serta sifat kenabian dan> apostolikal misi Nabi Muhammad saw merupakan pengingkaran yangmendasar> atas keseluruhan Wahyu Suci dan semua Nabi-Nabi yang berdakwahmengenai> hal itu. Karena (kalau misalnya) semua Nabi yang lain itu dikumpulkan> jadi satupun tidak akan dapat menyelesaikan karya raksasa yang telah> diselesaikan sendiri oleh Nabi Mekkah ini dalam waktu singkat selamadua> puluh tiga tahun misinya.> >> > Misteri pra-adanya ruh para Nabi tidak telah diungkapkan kepadakita,> tetapi setiap orang Islam sejati mempercayainya. Ruh pra-ada itulahyang> dengan kekuatan Kalimat Allah "Kun" ("Jadilah") seorang Sarah, seorang> Hanna, dan seorang Perawan Maryam Yang Diberkati telah melahirkanIshaq,> hingga Pembaptis dan Jesus. Ada beberapa nama lagi lainnya sepertiyang> dicatat oleh Perjanjian Lama, misalnya Samson, Jeremiah.> >> > Injil Barnabas melaporkan Jesus sebagai berkata mengenai Ruh Nabi> Muhammad saw yang beliau nyatakan telah diciptakan sebelum segala> sesuatu. Dari situlah kesaksian Pembaptis tentang Nabi itu yang beliau> ramalkan: "Dia yang datang sesudah aku telah jadi sebelum aku, karena> dia ada sebelum aku" (Yohanes i. 15).> >> > Tak ada gunanya menafsirkan kalimat-kalimat indah Pembaptis tentang> Nabi Muhammad saw sebagai mengacu pada Nabi Jesus seperti telah dicoba> oleh penulis Injil Keempat itu untuk berbuat demikian.> >> > Terdapat bab-bab yang patut dicatat tentang Yahya Pembaptis dalambuku> terkenal Ernest Renan "La vie de Jesu." Telah lama yang lalu dengan> hati-hati saya telah membaca buku itu. Kalau saja penulis Perancisyang> terpelajar itu memiliki pertimbangan sedikit saja terhadap pernyataan> Nabi Muhammad saw dalam dunia Nabi-Nabi, saya yakin bahwa penyelidikan> dan komentarnya yang mendalam itu akan telah membawa dia kepada> kesimpulan yang sama sekali lain. Dia seperti semua para pembangkangdan> pengritik Injil yang lainnya bukannya mencari kebenaran, tetapi telah> mengritik agama dengan sangat bermusuhan dan membawa pembacanya kepada> keragu-raguan.> >> > Saya berbahagia untuk mengatakan bahwa adalah hak istimewa saya,> dengan Rakhmat Allah, untuk memecahkan masalah, untuk membuka tabir> misteri yang telah menyelimuti logika dan pengertian yang sesungguhnya> dari "yang terkecil di dalam Kerajaan Sorga!"> >> >> > Yahya Pembaptis mengenal Nabi Muhammad saw sebagai superior danlebih> berkuasa daripada dirinya. Ungkapan berarti yang diucapkan kepada> khalayak Yahudi, "Dia yang datang sesudah aku" mengingatkan para> penulis, Farisi dan ahli hukum mereka akan ramalan kuno dari nenek> moyang mereka Nabi Yakub, di mana Nabi itu menggunakan gelar yang unik> "Shilokhah" untuk "Rasul Allah," sebuah sebutan yang seringdipergunakan> oleh Nabi Jesus untuk Nabi Muhammad saw sebagaimana tertulis dalamInjil> Barnabas. Pada waktu saya menulis artikel "Shiloh" 1) saya katakanbahwa> kata itu mungkin merupakan suatu korupsi kata "shiloukh" atau> "Shilokhah," 2) yang berarti Utusan Allah, tetapi saya tidak ingatbahwa> St Jerome juga telah memahami bentuk bahasa Ibrani dalam artian itu,> karena dia telah menterjemahkannya sebagai "qui mittendis est."> >> > Kita hanya memiliki abstrak dari khotbah Yahya dalam beberapa baris,> ditulis bukan oleh beliau tetapi oleh tangan yang tidak diketahuisiapa> punya - setidak-tidaknya tidak dalam bahasa asli beliau - dan> banyak mengalami kerusakan melalui para penulis (transcriber) dan> redaktur yang telah membuat murid-murid Jesus sebagai patung atautuhan.> Tetapi jika tiba saatnya kita membandingkan khotbah ini yang diucapkan> di belantara Judea dan di pantai Jordan dengan gaya lemah gemulai yang> indah, luwes, kefasihan dan kekuasaan yang begitu nyata dalam setiap> bait dan halaman dari Kitab Suci Al Qur'an, kita memahami arti dari> kalimat, "Dia lebih berkuasa daripada aku!"> >> > Ketika saya membayangkan sendiri Pembaptis pertapa itu berkhotbah> dengan suara keras ditengah belantara, atau di tepi sungai Jordan,> khalayak ramai yang terdiri dari orang-orang Yahudi yang beriman,dengan> sejarah keagamaan yang telah berusia kira-kira empat ribu tahun di> belakang mereka, dan kemudian membuat ikhtisar ringkas tentang carayang> tenang, tertib, dan khidmat dengan mana Nabi Muhammad saw mengucapkan> ayat-ayat langit dari Al Qur'an kepada orang-orang Arab yang tidak> beriman; dan, akhirnya, ketika saya periksa dan perhatikan akibat dari> dua khotbah itu terhadap para pendengarnya dan hasil akhirnya, saya> memahami besarnya perbedaan antara mereka berdua, dan arti kalimat:> "Beliau lebih berkuasa daripada aku!"> >> > Ketika saya merenungkan penangkapan dan pemenjaraan Pembaptis yangtak> berdaya itu oleh Herod Antipas 3) dan pemenggalan kepalanya yang kejam-> atau ketika saya periksa ceritera Injil yang membingungkan tetapi> menyedihkan tentang penebusan dosa Jesus (Judas Ischariot) olehPilatus,> pemahkotaan kepalanya dengan duri oleh Herod, dan kemalangan terhadap> Calvary - dan lalu memutar mata saya melihat Adon Yang Agung, Sultan> Para Nabi, masuk ke Mekkah dengan penuh kemenangan, pemusnahan> menyeluruh atas semua berhala-berhala kuno dan pensucian Kaaba yang> suci; terhadap pemandangan yang penuh sensasi atas musuh yangmematikan> yang ditaklukkan dan yang dikepalai oleh Abu Sufyan di kaki Shilohah,> Nabi Allah, yang berjaya - memohon pengampunan dan membuat pengakuan> kalimat shahadat; dan terhadap penyembahan yang mulia, ketaatan, dan> khotbah akhir Penutup Nabi dalam kalimat Suci yang khidmat ini: " Al> yauma akmaltu lakum dinakum." yang artinya: "Pada hari ini telah> > Aku sempurnakan agamamu bagimu, dan telah Aku cukupkan nikmatKu> bagimu. Dan telah Aku pilih Islam sebagai agamamu..." (Al Qur'an 2 :> 3). Kemudian saya mengerti bahwa Al Qur'an itu merupakan bobot dannilai> dari pengakuan Pembaptis, bahwa "Beliau lebih berkuasa daripada aku!"> >> > "Kemarahan yang akan datang." Pernahkah anda bertemu dengan suatu> tafsir yang sensible, berdasarkan hukum dan meyakinkan atas ungkapanini> dalam banyak komentar atas Injil? Apa maksud Yahya, atau apa yangbeliau> inginkan agar pendengarnya mengerti, dengan ungkapan: "Perhatikanlah> kapak itu telah diletakkan pada akar pohon itu"? Atau ucapannya: "Dia> memegang (van) barisan depan (?) di tangannya untuk membersihkanlantai> pintu masuk"? Atau ketika beliau mengurangi arti "Anak-anak Ibrahim"> menjadi tidak berarti apa-apa?> >> > Saya tidak akan menahan anda mengenai tingkah laku (ucapan) yanganeh> dari para komentator, karena mereka itu semua hanya lamunan yang baik> Yahya maupun pendengarnya tidak pernah memimpikannya. Mungkinkah Yahya> mengajarkan pada orang-orang Farisi yang sombong, dan orang-orangSaduki> yang rasionalistik 4) yang mengingkari kebangkitan fisik, yang padahari> pengadilan akhir Jesus orang dari Nazareth akan meluapkan kegusarannya> terhadap mereka dan membakar mereka seperti pohon yang tidak berbuahdan> seperti sekam dalam api Neraka? Tidak ada satu katapun dalam semua> literatur Kitab-Kitab Injil tentang kebangkitan fisik atau tentang api> Neraka. Tulisan-tulisan Talmud ini penuh dengan bahan-bahan yang> menyangkut ilmu akhirat (eschatological material) yang sangat mirip> dengan ilmu orang Zardusi, namun tidak memiliki asal yang berbedadalam> buku-buku kanon.> >> > Nabi (yang berdakwah) tentang pertobatan dosa dan berita-berita baik> itu tidak berbicara tentang kemarahan yang jauh dan tidak tertentuyang> pasti menunggu orang-orang yang tidak beriman dan tidak saleh, tetapi> mengenai kemalangan yang dekat dan segera atas bangsa Yahudi. Beliau> mengancam dengan kemarahan Tuhan yang menanti orang-orang itu bila> mereka tetap dalam dosanya dan penolakannya atas misi beliau dan misi> koleganya, Nabi Jesus Kristus. Kemalangan yang akan tiba itu adalah> berupa penghancuran Jeruzalem dan pembubaran final Israel yang> berlangsung selama kurang lebih tiga puluh tahun sesudahnya selamamasa> hidup banyak dari pendengar-pendengar beliau. Keduanya, Yahya danJesus,> mengumumkan perihal akan datangnya Nabi Agung Allah, yang Patriarch> Yakub telah menyatakannya dengan gelar sebutan Shiloha, dan bahwa pada> saat kebangkitannya seluruh hak-hak istimewa dan kekuasaan kenabiandan> kerajaan akan diambil dari tangan orang Yahudi; dan benarlah> > bahwa yang demikian itu telah terjadi kira-kira enam abad kemudian,> ketika benteng terakhir mereka di Hijaz diratakan dengan tanah dan> kerajaan-kerajaan mereka dimusnahkan oleh Nabi Muhammad saw. Kekuasaan> Romawi yang mendominasi semakin meningkat di Syria dan Palestina> mengancam otonomi quasi orang-orang Yahudi, dan arus emigrasi orang> Yahudi telah mulai. Berdasarkan ceritera inilah bahwa pendeta itu> bertanya: "Siapa yang memberi tahu engkau untuk lari dari kemarahanyang> akan datang?" Mereka diingatkan dan dianjurkan dengan sangat untuk> menghasilkan buah-buahan dan panen yang baik melalui pertobatan dosadan> iman kepada Utusan Tuhan yang sejati, terutama kepada Rasul Allah,yang> benar-benar Pemimpin yang sejati, terakhir dan sangat berkuasa.> >> >> > Orang-orang Yahudi dan Kristen selalu menuduh Nabi Muhammad sawtelah> membangkitkan agama Islam melalui kekuatan, pemaksaan, dan pedang.Para> Muslim modern telah selalu berusaha untuk menolak tuduhan ini. Namunini> tidak berarti mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw tidak pernah> mempergunakan pedangnya. Beliau harus menggunakannya untuk> mempertahankan Asma Allah. Setiap kesabaran pasti ada batasnya, setiap> kebaikan hati ada akhirnya. Bukan karena Kesabaran dan Kebaikan Allah> itu terbatas; bersamaNya semuanya terselesaikan, didefinisikan dan> ditetapkan. Kesempatan dan waktu yang diberikan melalui kemurahanAllah> kepada orang-orang Yahudi, orang-orang Arab, dan "Gentiles" -> orang-orang non- Yahudi atau Arab (Gentiles = kafir) - telahberlangsung> lebih dari empat ribu tahun. Hanya sesudah habisnya masa itu Allah> mengutus Nabi Muhammad saw yang dicintaiNya dengan kekuasaan, kekuatan> dan pedang, dengan api dan semangat, untuk menangani orang-orang tidak> beriman> > yang jahat, anak-anak Ibrahim yang tidak tahu berterima kasih -> kedua-duanya kaum Ismail dan Israel - dan untuk menangani kekuatan> setan, sekali dan untuk selamanya.> >> >> > Seluruh Perjanjian Lama adalah sebuah kisah tentang teokrasi dan> penyembahan berhala. Di sana sini ada sedikit sinar Islam - yaituAgama> Allah - bercahaya di Jeruzalem dan di Mekkah; tetapi selalu ditindas> oleh kekuatan setan. Empat Binatang yang kejam harus ada dan> menginjak-injak di bawah kakinya sejumlah besar orang-orang beriman> kepada Allah. Kemudian datanglah Nabi Muhammad saw untuk menghancurkan> dan membunuh Ular Naga berbisa dan memberikan kepadanya gelar yanghina> "Iblis" - Setan yang telah terusir. Sudah barang tentu bahwa Nabi> Muhammad saw adalah seorang Nabi yang berjuang, namun obyek> perjuangannya adalah kemenangan dan bukan pembalasan, mengalahkanmusuh> dan bukan membasminya, dan dalam satu kalimat, untuk menegakkan Agama> Islam sebagai Kerajaan Tuhan di muka bumi. Sebenarnyalah, ketika Orang> Yang Berteriak (Yahya) menyeru dengan suara lantang di padang pasir:> "Siapkan jalan Allah (Lord), dan luruskan jalanNya (Allah)," beliau> sedang> > menyinggung Agama Allah dalam bentuk Kerajaan yang semakin dekat.> Tujuh abad sebelumnya, Nabi Yesaya telah berseru dan menyatakankalimat> yang sama (Yesaya xl. 1-4); dan beberapa abad kemudian Allah Sendiri> membuka jalan bagi Cyrus dengan menaikkan dan mengisi setiap lembah,dan> dengan merendahkan setiap bukit dan gunung, untuk memudahkanpenaklukan> dan bergerak cepat (xlv. 1-3). Sejarah berulang sendiri, kata mereka;> bahasa dan artinya sama dalam kedua hal tersebut di atas, yang pertama> menjadi prototipe yang kemudian. Allah telah melicinkan jalan bagi> Cyrus, menaklukkan musuh-musuhnya kepada penakluk dari Persia karena> RumahNya di Jeruzalem dan ummat pilihanNya dalam tawanan. Sekaranglagi> Dia mengulangi petunjuk suciNya yang sama, namun dalam skala yanglebih> besar dan luas. Sebelum syiar Nabi Muhammad saw, berhala dan kepalsuan> menghilang; di hadapan pedangnya kerajaan-kerajaan berjatuhan; dan> anak-anak Kerajaan Allah menjadi sama derajatnya dan> > membentuk sebuah kumpulan "orang-orang kudus dari Yang Maha Tinggi."> Karena hanya di dalam Islam bahwa semua orang beriman itu sama> kedudukannya, tidak ada pendeta, tak ada sakramen; tidak ada Muslimyang> tinggi seperti bukit, atau rendah seperti sebuah lembah; tak ada kasta> atau perbedaan rasial dan tingkat. Semua orang beriman adalah satu,> kecuali dalam kebajikan dan kesalehan, di mana mereka dapat saling> melampaui. Hanya agama Islam yang tidak mengakui mahluk yang manapun,> betapapun besar dan sucinya, sebagai seorang perantara yang mutlak> antara Tuhan dan manusia.> > Disalin dari buku karya : Mualaf> > PROFESOR DAVID BENJAMIN KELDANI B.D.> > (Wafat 1940) Dahulu Uskup Uramiah, Kaldea.

TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BERTOBAT



Senin, 31 Desember 2007
Tidak ada kata terlambat bagi Sarah Quinn, pensiunan suster yang kini tinggal di Middlessex, UK . Ia mengikrarkan shahadat di saat usianya menjelang 90

Hidayatullah. com--Rabu 25 Desember 2007 aku menerima ucapan selamat via telepon: “Eid Mubarak sis…”. Ucapan itu lagsung kujawab, “Thank you and eid mubarak too to you too .” Tapi saya mendadak terkejut menerima kata-kata “And merry bloody Chirstmast…!”. Yang paling terkejut adalah kata “bloody”. Entah apa maksudnya. Sindirankah? ,
“Hoosh…why do you say bloody?” (bloody artinya sialan, red)
“Well.. its true, its bloody christmast?”
“Lho emang kenapa kamu sebel nggak merayakan Natalan?”
“Bukan sis, aku ikutan stress gara-gara Natalan. Semua orang dibikin gila, panik, stres dan kesurupan. Di mana-mana. Di toko, di supermarket, di jalanan, semua penuh sesak, macet gara-gara ini, belum lagi yang mabuk..huh!. Coba lihat sekarang, akhirnya mereka diam di rumah, merayakan festival Pagan itu!, ujarnya.”
“Jadi nggak sis, datang ke rumah kami? plis deh. Biar rame, biar ibuku senang ada yang ngunjungi, aku juga undang teman lainnya.” Syerif membujukku untuk datang ke rumahnya di Eastcote, Middlessex pada hari libur bertepatan pada tanggal 25 Desember pekan lalu.
Sebetulnya aku tidak bermaksud keluar, ingin menyelesaikan semua pekerjaan yang tertunda-tunda. Hebatnya brother satu ini merayuku dengan mengatakan akan menolongku membantu menyelesaikan semua pekerjaanku yang belum selesai. “Bring all your work, laptop, I will help you, don’t worry,” bujuknya.
Akupun berkemas menyiapkan laptop, USB, membawa beberapa draft surat dan laporan. “Ooops don’t forget bring Tiramisu, Mum love it..
Syerif alias Simon, dia adalah muallaf Inggris. Ia mengaku, ibunya merasa kesepian karena biasanya dihari Natal , abangnya John, istri serta anak-anaknya datang untuk merayakan. Namun, karena Ibunya, telah memeluk Islam sejak Desember 2006, maka Natalan sudah ditiadakan di rumahnya. Sementara Syerif ingin sekali membuat bahagia ibunya dengan mengundang kami untuk kumpul dan makan sore.
Ahad lalu Syerif tidak datang ke pengajian karena abangnya John datang berkunjung menjumpai ibunya. “I cant go to the gathering sis because I want to make sure he doesnt give Mum wine..,” ujar Syerif via SMS. Padahal dia ingin sekali datang. Mereka datang membawa hadiah dan kartu Natal untuk ibunya. “Kupikir sudah tradisi, gak bisa di stop, sis. Kubiarkan saja,” ujar Syerif.
Alhmdulilah perjalanan ke Eastcote cuma memakan waktu 1½ jam, kalaupun ada trafik tidak separah dihari-hari kerja. Karena aku lewat London city (atas saran Syerif) banyak kutemui pemandangan yang cukup merepotkan. Di jalanan kutemui beberapa pengendara mobil yang rada riskan, tidak stabil, bahkan sangat pelan sehingga aku sering dikasih lampu besar peringatan oleh pengendara mobil di belakang. Disuruhnya aku mempercepat mobilku.
Mungkin akibat minuman alkohol yang berlebihan pada malam sebelumnya banyak pengendara membawa mobil begitu pelan.
Begitu aku tiba di rumah Sherif, mereka menyambutku. Aku langsung masuk dan nampak bunda Sarah sedang duduk diruang TV. Menyambutku. Kusalami, sekaligus kupeluk hangat si ibu yang sedang menantiku. Lalu kukeluarkan bingkisan kecil, oh beliau nampak sumringah menerima hadiah kecil. Sarah kemudian membuka hadiah itu.
“What is this?” tanya beliau. “Just something little for you,” kataku.
Hadiah jilbab itu langsung kulipat dua menjadi bentuk segitiga. ”Shall I put this in your head..?" tanyaku. Subhanllah ia nampak manis. Syarif langsung mengambil foto bundanya. Klik..klik!. si ibu selalu mengucap cheese dengan senyum lepas. Selanjutnya, kami sholat dzuhur berjamaah.
Jarak ke Kuburan telah dekat
Tahun ini, Sarah Quinn demikian nama lengkapnya, tepat memeluk Islam sudah dua tahun. Tepatnya pada tanggal 3 Desember 2006 (12 Dzul QAIDAH 1427) sepekan sebelum ulang tahunnya yang ke 90. Aku ingat setahun lalu Syarif menelponku, dengan gembiranya ia mengatakan bahwa ibuny sudah resmi bershahadat di Masjid Agung Regent Park Mosque, London . Kami pun menyampaikan rasa bahagia ini lewat telepon, email atau SMS. Kami semua berdoa dan mengucapkan selama untuk bunda Sarah Quinn.
Dengan agak terbata-bata, maklum sudah lanjut usianya, Sarah bertutur bagaimana ia tertarik dengan Islam. Menurutnya pertama kali ia temukan Islam saat ia pergi mengunjungi Simon yang kini menjadi Syarif di Middle East. “Itu sepuluh tahun lalu,” imbuh Syerif.
“Saya dibesarkan dan dididik dengan cara Katolik dan selalu pergi ke gereja secara teratur. Saya tidak pernah berpikir banyak tentang agama saya, juga tidak pernah bertanya apa-apa pokoknya saya terima apa adanya dan penuh. Di Irlandia cuma ada dua pilihan yakni agama Katolik atau Protestan. Itu saja. Tidak ada yang lain’ paparnya.
“Jadi memang saya termasuk yang patuh dan nurut, tidak pernah bertanya macam-macam, apalagi kritis dengan agama Katolik saya, walaupun ada satu hal yang membuat saya heran dan tidak paham dan selalu bertanya-tanya misalnya kenapa Pendeta di Katolik tidak boleh menikah?”. Itupun baru munul dibenak saya akahir-akhir ini saja.”
“Soal Yesus, saya selalu percaya bahwa Yesus adalah seorang Nabi. Dan saya selalu percaya bahwa hanya ada satu Tuhan. Terus terang saya tidak pernah paham Trinitas tapi juga tidak pernah merisaukan saya,” tegasnya lagi.
“Selama saya di Oman di mana anak saya Simon bekerja, di situlah saya temukan ada agama lain selain Katolik dan Protestan. Di sana saya berjumpa dengan berbagai Muslim yang begitu ramah, baik, dan selalu menyambut hangat akan kedatangann saya,” kenangnya.
“Waktu itu saya tidak berpikir tentang Islam sama sekali, ” ujar ibu Sarah sambil membenahi jilbabnya ke belakang. ”Tapi saya betul-betul meresapi (absorbed) suasana yang begitu hangat, tenang dan penuh kedamaian yang akhirnya mungkin membuat saya mulai berfikir tentang Islam secara perlahan dan tanpak saya sadari.”
“Syerif memang sudah masuk Islam lebih dahulu. Saya cermati memang ada perubahan, misalnya dia tidak minum alkohol dan tidak lagi mau makan bacon. Namun yang lebih menonjol lagi, anak ini lebih santun dan perhatian sama orang tua,” demikian jelas Sarah tentang Syerif.
Satu hal lagi, meski di usia yang senja, Sarah gemar membaca. Setiap saat, Syerif senantiasa membelikannya buku-buku tentang Islam, yang mudah dipahami. Sejak itu pula, pengetahuan nya tentanga Islam bertambah. Terutama beberapa tahun terakhir ini.
Sarah tak tahu sejak kapan ia tiba-tiba menjadi Muslim dan memeluk agama ini. Selain membaca, ia juga selalu bercakap-cakap dan diskusi mengenai Islam.
“Saya kira inilah kontribusi Syerif walau dia tidak pernah memaksa saya.”
“Satu yang sangat saya suka dan sangat beruntung, anak saya ini begitu peduli mengurus dan menjaga saya, pada usia yang renta ini. Saya kan sudah tambah tua dan tidak begitu sehat. Mungkin dia banyak belajar dari Al-Quran dan Islam bagaimana sikap anak terhadap orang tuanya.”
Nampaknya, hal positif itulah yang selama ini dirasakan dan disaksikan sendiri. Pemandangan ini, membuat perasaan Sarah betul-betul ingin memeluk agama Islam. Setelah agak lama dan mempertimbangkan, akhirnya bunda Sarah memutuskan untuk memeluk agama baru ini dan ia mengatakan bahwa Islam adalah agama fitrah dan tepat untuknya.
“Islam membuat saya damai dan tenang,” ujar bunda Sarah menyampaikan perasaanya. Ia juga mengaku, ketika ia memutuskan masuk Islam, ia tidak dipengaruhi oleh siapapun. “I made up my mind,” ujarnya.
Menurut Sarah, ia seringkali melihat mereka (Muslim) kelihatannya bahagia dan tenang dengan kehidupan mereka walaupun kalau diukur secara materi kurang memadai. Menurut Sarah, mereka (Muslim) tahu siapa Tuhannya dan percaya ada hari pembalasan.
“Bayangkan my dear, seumur hidup saya menganut dan penganut Katolik. Eh sekarang saya memeluk agama Islam. Kadang saya bertanya bagaaimana kok saya bisa jadi Muslim?”
“Alhamdulilllah Allah masih memberi peluang kepada saya untuk menjadi hambaNya mengakui bahwa hanya Satu, bukan tiga, yaitu Allah serta pengikut Nabi Muhamda saw. Padahal jarak ke kuburan untuk saya tinggal beberapa jengkal saja, bukan?”
“Its never too late to change my religion.” (Tidak ada kata terlambat untuk berganti agama), “Walau saya sudah tua,” tambahnya penuh semangat.
Percakapan kami sudahi tak lama sesaat setelah makan siap dihidangkan bertepatan dengan kedatangan teman Syerif; Mizan, Khalid dan Mahmoud. Kami pun duduk menikmati makan sore. High Tea berupa Moussaka, makanan ala Yunani, lengkap dengan nasi, salad, ditutup dengan miniman non-alkohol, Tiramissu, pencuci mulut ala Itali, home-made dari Bromley dan ditutup dengan kopi atau teh. (ditulis Al Shahida dari London . Email: http://id.mc762.mail.yahoo.com/mc/compose?to=al_shahida@yahoo.com Alamat e-mail ini telah dilindungi dari tindakan spam bots, Anda butuh Javascript dan diaktifkan untuk melihatnya ]

Dan Pendeta Yahudi itupun Bersyahadat

Dan Pendeta Yahudi itupun Bersyahadat



Rabu, 31 Oktober 2007
Awalnya, kedatangan Shimon, seorang Rabbi Yahudi di Islamic Forum membuat curiga. Siapa sangka, Shimon justru tertarik Islam dan mengucapkan syahadat
M. Syamsi Ali
Seminggu menjelang Ramadan lalu, kelas the Islamic Forum nampak lebih ramai dari biasanya. Mungkin karena banyak di antara muallaf itu ingin lebih mendalami puasa, baik dari segi hukum-hukum yang terkait maupun makna-makna hakikat dari puasa itu. Hampir semuanya wajah lama atau murid-murid lama, baik muallaf maupun non Muslims, yang telah mengikuti diskusi Islam di forum tersebut lebih dari 3 bulan. Tapi nampak juga beberapa wajah yang belum aku kenali sama sekali.
Salah satu wajah baru itu adalah seorang pria putih dengan janggut pendek yang terurus rapih. Duduk di pinggiran ruangan, dan nampak memperhatikan dengan seksama tapi terlihat cuwek. Aku sangka bahwa orang ini adalah seorang Muslim karena wajahnya mengekspresikan persetujuan dengan setiap poin yang kusebutkan siang itu. Tapi, nampak dingin dan sepertinya tidak nampak bahwa dia tertarik dengan penjelasan saya itu.
Saya memang memulai penjelasan saya dengan sejarah puasa kaum-kaum terdahulu. Merujuk pada kata-kata “kamaa kutiba ‘alalladzina min qablikum” (sebagaimana telah diwajibkan atas kaum-kaum sebelum kamu), saya kemudian merujuk kepada beberapa fakta sejarah puasa umat-umat terdahulu, termasuk kaum yahudi. Di saat saya intens menjelaskan ayat ini, tiba-tiba dia tersenyum dan mengangkat tangan.
“Yes Brother!” sapa saya. “Can I say something?” tanyanya. Tentu dengan senang saya menyetujuinya. Dia kemudian meminta maaf karena tiba-tiba masuk ke kelas ini tanpa permisi. “I feel I did some thing impolite”, katanya. “Oh no, this forum is open for every person, and doesn’t require any registration. You are in the right place on the right time”, jawabku.
“What did you want to say Brother? But let me ask you first, what is your name?”, tanyaku. “Sorry, I am Shimon!”, jawabnya.
Dia kemudian menjelaskan puasa dari perspektif Yahudi. Dengan sangat lancar dan seolah berceramah dia bersungguh-sungguh menjelaskan sejarah dan makna puasa dari pandangan ajaran Yahudi. Mendengarkan penjelasan itu, hampir semua yang hadir terkejut. Melihat situasi itu, sayapun bertanya: “Sorry Brother, are you a Muslim or not? And why do you know a lot about Judaism?”.
Sedikit gugup dia kemudian mengatakan: “Imam, actually I am a Rabbi. I was ordained Rabbi two years ago”. Mendengarkan penjelasannya itu rupanya membuat banyak peserta ternganga. Baru pertama kali kelas the Forum for non Muslims ini ditangani seorang Rabbi (pendeta Yahudi). Apalagi dalam penjelasannya tentang puasa itu seperti mendakwahkan ajarannya. Sehingga wajar kalau ada yang curiga kalau-kalau dia datang untuk sebuah misi.
Saya kemudian menyapah dengan ramah dan mengatakan: “Welcome to our class sir!”. Tapi untuk menenangkan para peserta saya menyampaikan kepadanya bahwa saya sudah seringkali terlibat dialog dengan pendeta-pendeta Yahudi, seraya menyebutkan beberapa Rabbi senior di kota New York . Mendengarkan nama-nama itu, rupanya cukup mengagetkan bagi dia. “All those are very respectful Rabbis!” katanya. “Yes, I am fortunate to have known them and be known by them!” kataku.
Saya kemudian menyampaikan terima kasih atas penjelasan-penjelas annya mengenai puasa di agama Yahudi. “It’s almost similar to ours. The only thing that you guys keep changing it throughout the history”. Mendengar itu, nampaknya dia setuju dan hanya mengangguk.
Saya kemudian melanjutkan penjelasan saya mengenai hukum-hukum puasa. Murid-murid muallaf, dan bahkan non Muslim yang hadir hari itu memang ingin tahu bagaimana menjalankan ibadah puasa. Tanpa terasa, penjelasan mengenai puasa itu memakan waktu lebih 2 jam. Akhirnya tiba sesi tanya jawab.
Rupanya tidak terlalu banyak hal yang ditanyakan oleh peserta dan waktu masih ada sekitar 45 menit. Maka kesempatan itu saya pergunakan untuk menjelaskan agama dan umat Yahudi dalam perspektif Al-Quran dan sejarah. Bahwa memang Al-Quran menyinggung secara gamblang sikap orang-orang Yahudi terdahulu, mulai sejak nabi Ya’kub hingga nabi-nabi kaum Israil lainnya, termasuk umat nabi Musa A.S.
Sejarah pergulatan politik, agama, kultur dan budaya antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi di Madinah, termasuk bagaimana awal terbentuknya Piagam Madinah. Saya kemudian menjelaskan bagaimana toleransi Rasulullah S.A.W di Madinah dengan fakta-fakta sejarah yang akurat. Bagaimana Umar bin Khattab memberikan keluasan bagi kaum Yahudi untuk kembali menetap di Jerusalem setelah diusir oleh kaum Kristen. Bagaiman penguasa Islam di Spanyol memberikan “kesetaraan” (equality) kepada seluruh rakyatnya, termasuk kaum Yahudi. Bahkan bagaimana penguasa kaum Muslim di bawah Khilafah Utsmaniyah menerima pelarian Yahudi dari pengusiran dan “inquisasi Spanyol” kaum Kristen di Spanyol.
Penjelasan-penjelas an saya itu rupanya tidak bisa diingkari oleh Shimon. Rupanya mereka juga tahu fakta-fakta sejarah itu. Bahkan sebenarnya kebanyakan buku-buku sejarah toleransi Islam kepada umat Yahudi itu justeru ditulis oleh mereka yang non Muslim dan bahkan mereka yang beragama Yahudi sendiri. Saya bahkan mengutip pernyataan Kofi Annan, mantan Sekjen PBB, dalam sebuah acara interfaith di PBB tahun lalu.
Tanpa terasa 30 menit berlalu. Di akhir-akhir pertemuan itu, tiba-tiba Shimon sekali lagi dengan tatapan mata yang nampak acuh, mengangkat tangan. “Yes Brother, any comment?”, pancingku. “Yes, I think what you just said, for us Jews, are well known”, katanya. Dia kemudian berbicara panjang lebar mengenai upaya penyembunyian fakta-fakta sejarah itu. Dan pada akhirnya dia mengakui bahwa bagi mereka yang murni masih mengikuti ajaran Yahudi seharusnya percaya kepada risalah terakhir dan nabinya.
Saya kemudian memotong pembicaraan Shimom, seraya bercanda: “If so, do you consider yourself a genuine Jew or not”. Dia sepertinya tertawa, tapi nampaknya karena kepribadian dia yang memang kurang tersenyum dan nampak seperti cuwek, dia menjawab: “To be honest with you, I believe that this is the religion of Moses”. He came with the same mission that Mohamed brought around 15 centuries ago”, tegasnya.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan itu, saya tanya lagi: “So you believe that Mohammed is a messenger and prophet of God and his teaching is the true teaching of God?”, tanya saya. Dengan tenang dia menjawab: “I am sure about that. But I really don’t know what to do”.
“Brother Shimon”, basically you are a Muslim. What you need to do is simply you need to formalize your faith with the presence of witnesses”, jelasku.
Mendengarkan itu, dia nampak tersenyum tapi melihat raut wajahnya dia sepertinya cuwek. Tapi karena sejak awal memang demikian, saya yakin bahwa cuwek itu bukan berarti tidak serius, tapi memang itulah kepribadiannya. Tiba-tiba dia bertanya: “And how to do that?”. Saya menengok pada peserta lainnya yang juga ikut senang mendengarkan percakapan itu, lalu menjawab: “Brother, it’s very easy. What you need to do right know is that you must confess that there is no god worthy of worship but Allah, and that Muhammad is His Prophet and Messenger. Are you ready?” tanyaku.
Setelah dengan mantap menjawab “yes”, saya kemudian mengatakan kepada peserta lainnya yang hampir semuanya muallaf, “be witnesses for Allah!”. Maka, dengan suaranya yang lantang, Rabbi Shimon resmi mengucapkan “Syahadaaten”, diikuti kemudian oleh pekikan takbir para peserta Forum Islam yang kebanyakan wanita itu. Dan Ramadan kemarin adalah awal Ramadan baginya dengan puasa penuh secara Islam.
Kemarin siang, Sabtu 27 Oktober, setelah kelas selesai, Shimon mendekati dan berbisik: “I don’t know if this is an appropriate question to ask”, katanya. “What is that?”, tanyaku. “Who was that lady sitting to your right side, and is she married?”, tanyanya. “Why is the question?” tanyaku lagi. “I think it is the time for me to be serious in my life. I need a wife”, katanya serius.
“Ok Brother Shimon. I really forgot whom that you are talking about. But let me know next week”, jawabku. “Sorry Imam if that is considered inappropriate to ask”. “Oh not at all. It is in fact an important thing to ask. And believe me, it is also my responsibility to help you in this regard. We will talk next Saturday about it”, kataku sambil meninggalkan kelas.
Alhamdulillah, semoga mantan pendeta Yahudi ini dikuatkan dan dan dijadikan da’I yang tangguh bagi kebenaran di masa depan. Amin!
New York , 29 Oktober 2007

* Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York . Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York " di www.hidayatullah. com

Sebuah pengakuan dari bekas Hamba hamba Tuhan Yesus

Sebuah Kesaksian Dari Kami para mantan Gembala dan Himbauan untuk Gembala lainnya yg belum bertaubatPENGANTARKami adalah sekelompok Pendeta yang telah bertobat kepada Tuhan Allah dengan sesungguhnya. Dahulu kami adalah umat agama dari 4 kelompok besar agama di luar Katolik & Kristen. Dulu kami masuk Kristen karena tertarik dengan nilai nilai ajaran kasih dalam Kristus & janji keselamatan Nya yang akan mengahantar kita semua masuk kerajaan surga dengan penuh kepastian. Walau akibat iman Kristus ini kami harus menerima fakta dikucilkan keluarga kami, kami terima semuanya dengan lapang dada waktu itu, apalagi penghiburan para Gembala Gereja selalu menyatakan orang tua kami, keluarga klami, teman teman kami & orang orang diluar Kristen adalah orang berdosa yang sesat dalam iman. Mereka adalah para penyembah setan & kitab sucinya diturunkan oleh Raja Iblis!. Kami sangat mensyukuri wejangan para Gembala Tuhan ini.
Apalagi setelah dibaptis, kami sangat diperhatikan, kami disekolahkan di Sekolah Misi Alkitab di kawasan Blok M Jakarta, selama 6 bulan saja & kami lulus dengan menyandang gelar Sarjana Theologi. Karena kami orang bertobat, sekolah Misi Alkitab cukup ditempun 6 bulan saja, tidak perlu bertahun tahun seperti yang lainnya. Kami juga diberi uang saku bulanan yang lebih dari cukup, jauh berbeda ketika kami masih dalam agama kami dulu, hidup serba kekurangan & miskin. Bahkan pada saat awal kemurtadan kami ini, kami diundang untuk berceramah keliling Indonesia. Walaupun kami bukan mantan Ulama, Bikhu atau Pandhita, kami mengaku kepada umat bahwa kami adalah mantan pemuka agama, di Sekolah Misi Alkitab kami diajarkan untuk berperilaku & menghapal beberapa bacaan doa agama kami dahulu untuk memberi kesan bahwa kami benar benar bekas pemuka agama.
Bahkan Gereja membantu membuatkan kami ijasah ijasah palsu, surat surat keterangan & dokumen yang diperlukan untuk membuat bahwa kisah kesaksian kami adalah benar adanya. walaupun kami bukanlah bekas pemuka agama. Bahkan teman kami yang Islam sampai dibuatkan foto repro yang sangat hebat, dia memakai sorban & berjubah panjang, lalu di fotonya dibuat seolah pernah berfoto bersama beberapa tokoh Islam terkemuka seperti Mubaligh Kondang KH Zainuddin MZ & KH. Abdurrahman Wahid segala!. Kami juga disuruh menandatangani sebuah surat kesaksian yang panjang yang dipersiapkan oleh para staf Gembala Tuhan Bapak Ev. Soeradi Ben Abraham, dimana disana kami membuat kisah kesaksian yang akan dibukukan & disebarluaskan dikalangan domba domba Gereja.
Waktu itu kondisi di atas kami terima saja, mau bagaimana lagi?, kami sudah tak punya siapa siapa lagi!, tak punya harta & penghasilan, menjual iman ini adalah pilihan hidup yang sangat menjanjikan. Bagaimana tidak?, kami keliling Indonesia, bahkan sampai ke negara tetangga Singapura segala, naik pesawat kelas bisnis, menginap di hotel berbintang, memakai jas mewah, dielu elukan orang banyak seperti artis, masuk koran & majalah rohani, & menerima pendapatan bulanan yang sangat besar!, siapa yang tak ingin, tokh kami pikir waktu itu, murtad ini jauh lebih baik dibanding kami jadi pencuri, pembunuh atau germo lokalisasi!.
Entah berapa ratus kali kami berdusta, disetiap KKR yang kami ikuti secara terpisah, dimana ada skrenario yang disiapkan Gereja, kalau berlabel penyembuhan Ilahi, para Pendeta berdoa memanggil Roh Roh Jahat & menyuruh beberapa dari para pelayan Gereja untuk berpura pura menjadi jemaat yang sakit!, & saat acara penyembuhan Ilahi dia harus berpura pura sakit parah & mendadak sembuh ketika diurapi oleh kami.
Ya Tuhan ampunilah dosa masa lalu kami, ini kan tak lebih dari gaya tipu tipu tukang obat pinggir jalan?!. Bahkan Jemaat terlihat sangat histeris, sampai ada yang berteriak histeris & berjingkrak jingkrak segala, mirip sekali acara nonton konser musik rock brutal yang ditonton para ABG, atau mirip suasana orang orang yang tripping di Diskotek & Pub!!. Bahkan sehabis acara KKR ada seorang jemaat wanita muda yang menghampiri rekan kami Ev. Andi Widjaja (yang paling ganteng diantara kami), menyatakan diri siap melayani dia, karena yakin bahwa persembahan tubuhnya yang molek itu adalah untuk melayani jiwa para roh kudus yang menyertai kami. Bung Andi lalu bilang, "kalau begitu ayo ikut ke kamar saya", wanita itupun mengikuti beliau & melayaninya sehari penuh hingga 5 ronde. Kami tahu persis cerita ini karena kamipun memperoleh giliran menggarap wanita wanita jemaat serupa ini diberbagai kesempatan KKR keliling Indonesia.
Hampir selama 6 (enam) tahun melayani domba domba Gereja dalam rangkaian KKR yang melelahkan, menimbulkan kejenuhan di hati kami. Kadang kami berempat kongkow kongkow di Mc. Donnalds Sarinah Thamrin & saling bertukar cerita..lalu jalan bersama keliling kota. Kami tak mungkin ke Kafe atau tempat hiburan malam, Diskotik sambil tripping & nyabu segala!, karena menurut kami hal ini tak baik untuk pekerjaan kami sebagai Pelayan Gembala Tuhan, walaupun rekan rekan gembala lainnya sering melakukan hal itu, kami bahkan sering dibilang kolot & kampungan oleh teman teman Pendeta lainnya, akibat tidak ikut tripping & nyabu bersama rekan gembala lainnya. Bahkan beberapa rekan Gembala yang sekarang terkenal seperti Gilbert Lumoindang konon, menggunakan Shabu Shabu & menenggak 1 butir pil Ectassy sebelum memimpin kebaktian di GL Ministry!. Menurut beliau Shabu Shabu & pil Ectassy adalah sarana jiwa untuk dapat bertemu dengan Roh Kudus & agar Roh Kudus itu selalu mengilhami kita (katanya)! . Itulah sebabnya kenapa para Pendeta & Pengkhotbah Kristen selalu energik & tampil penuh percaya diri disetiap Kebaktian ataupun KKR, karena mereka menggunakan dopping berupa pil Ectassy atau Nyabu terlebih dahulu, bahkan terkadang keduanya sekaligus!!
PENYEBAB KESADARAN & PERTOBATAN KAMIBermula dari cerita rekan kami Bung Nico (Nicolas), perihal tetangga barunya yang mengadakan kursus TPA bagi umat Islam, Bung Nico awalnya gusar sekali, karena anak anak kecil Islam itu selalu membaca surat Al Kafiruun, yang dia tahu persis artinya, dia piker nih tetangga gue nyindir gue kali..awas aku murtadkan semiuanya!! & Bung Nico bersumpah untuk mewartakan kabar gembira Cinta Kasih Yesus itu kepada mereka.
Bung Nico suatu waktu memberanikan diri bertemu para pengajar TPA itu, lalu berkata: mari kita buktikan siapa hamba Tuhan sebenarnya, para pengajar itu Cuma tersenyum: "maaf kami tak melayani ajakan anda", Bung Nico bilang: "Kalian pengecut"Mereka jawab: "Siapa bilang, kalau Bung Nico memaksa silahkan mulai dengan anak anak itu saja"Bung Nico Menjawab: "Tapi saya nggak nanggung akibatnya ya..?"
Lalu Bung Nico mengumpulkan anak anak kecil itu, dia bercerita tentang kisah pengorbanan Tuhan yesus.. anak anak itu mendengarkan dengan seksama.. tapi kemudian apa yang terjadi..? Anak anak itu tertawa terbahak bahak semua & seorang anak kecil berusia 10 tahun lalu memberikan pertanyaan pertanyaan yang sangat sulit & balik menjelaskan apa itu Alkitab & sejarahnya serta siapa Yesus sesungguhnya. .
Bung Nico terpana!, lalu pulang dengan perasaan malu.. semenjak itu penjelasan anak kecil itu selalu membayang dipikirannya. . lalu dia coba baca Alkitab secara urut, suatu hal yang sangat dilarang oleh Gereja karena bisa menyesatkan iman!. Diketemukanlah ayat ayat yang sangat membingungkan. . Bung Nico juga lalu ingat ayah ibunya & teman teman lamanya, kalau dipikir pikir sangat beda sekali dengan rekan rekan gembalanya di Gereja.
Kami berempat lalu berdiskusi dari hati ke hati, eh ternyata semua juga mempunyai pikiran & perasaan yang sama, sepertinya kita semua hidup dalam keimanan yang semu, kami adalah gembala gembala umat, tetapi yang kami jalankan hanyalah dusta & kepalsuan yang ditawarkan kepada orang orang yang haus akan kesegaran rohani..!!
Sejak saat itu, kalau memimpin KKR & Kebaktian, kami rasanya ingin muntah & berteriak kalau ada yang membacakan kisah kesaksian palsunya, bagaimana tidak palsu?, Kalau ada seorang bekas pencopet beragama Islam yang seumur hidupnya tak tahu ajaran Islam & tak pernah bersekolah agama, dengan lantang menyatakan dirinya mantan calon Ustad?, padahal kisah karangan itu kamilah yang menyusunnya. ?!. Kisah kisah kesaksian palsu karangan kami bahkan sudah banyak yang dibukukan, beberapa kami lihat sepertinya pernah dikutip lalu diposting disini.
Lalu secara sembunyi sembunyi kami berkunjung ke rumah ustad M. Hanafi tetangganya Bung Nico (Ev. Nicolas Albert Gerungan), kami utarakan kegundahan hati kami.. sungguh ajaib & mengejutkan pertanyaan Ustad Muda ini, dia tidak langsung menyodorkan 2 kalimat Syahadat untuk kami baca, tetapi menyuruh kami untuk mulai merenungkan & mohon petunjuk Tuhan..! Dia juga Tanya apa agama asal kami & menyarankan untuk menjalin tali persaudaraan kami dengan bekas keluarga kami yang sekarang mengucilkan kami.
Akhirnya Bung Nico yang pertama memutuskan kembali masuk Islam, sementara itu rekan Ev. Vincentus Rahardi Sudjatmiko (Gembala Kristen Pantekosta bertobat kembali ke agama Budha), memutuskan untuk mengunjungi orang tuanya & kemudian dikirim ke sebuah Vihara di kawasan Pondok Cabe, rekan Ev. Gede Astra Suartiasa (Gembala Kristen Protestan bertobat kembali ke agama Hindu) mendatangi sebuah tempat sembahyangan agama Hindu di rumah seorang pelukis Bali dikawasan Bintaro & rekan Ev. Andi Widjaja (Kristen (Gembala Gereja Nehemia) bertobat kembali ke agama Kong Hu Chu), mendatangi Kelenteng di Kawasan Glodok yang baru dibuka kembali. Hampir selama 2 bulan kami jarang bertemu lagi, kami juga secara mendadak memutuskan untuk tidak akan kembali lagi ke Gereja kami.
Bayangkan, betapa geramnya para pengurus Gereja, mereka mencari kami ke mana mana!. Teror lewat HP pun gencar dilakukan, mereka pertama tama hanya marah masalah jadwal jadwak Kebaktian & KKR yang jadi berantakan, tetapi ketika! kami secara terpisah menyatakan kami tak mau kembali lagi ke Gereja & akan kembali bertobat ke agama asal kami, terorpun dimulai, mulai dari telepon gelap hingga upaya intimidasi secara fisik melalui teror teror. Kenyataan ini membuka mata hati kami, betapa jahatnya mereka ini, jauh lebih kejam dibanding keluarga, orang tua & teman teman kami yang hanya membenci & tak mau kenal lagi dengan kami ketika kami dibaptis, tetapi kaum Kristen bekas Gembala & Domba kami sangat murka sekali & berencana menghabisi kami segala. Akhirnya kami memutuskan untuk bertobat secara terpisah & kembali ke agama masing masing.
Walaupun bekas Pendeta, kami tidak serta merta bisa menjadi pemuka agama. Bung Nico sekarang ini digembleng di sebuah pondok pesantren di kota Sukabum, rekan Gede sekarang sedang digembleng oleh seorang Pandhita di kawasan Ubud Bali, rekan Rahardi sekarang sedang bertapa & belajar agama di sebuah rumah ibadah Budha d Pondok Cabe Ciputat, sedangkan rekan Andi sekolah agama Kong Hu Chu di luar negeri, yaitu di Taiwan.
TINJAUAN PANCASILASeminggu yang lalu, di awal bulan Maret 2001 ini, via internet kami berdiskusi tentang Krismon & krisis negara Indonesia, lalu nyerempet nyerempet masalah iman kami & masalah Pancasila & Bhinneka Tunggal Ika. Kami lalu baca Pancasila & terkejut ketika membaca Sila Pertama Dasar Negara Indonesia berbunyi: KETUHANAN YANG MAHA ESA…
Ini berarti bahwa sesungguhnya konsep Ketuhanan yang diakui oleh bangsa Indonesia adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, tiada beranak & tiada diperanakkan, tiada beroknum ataupun bersekutu dengan unsur apapun. Artinya tiada Tuhan selain Allah. Jadi agama yang punya konsep Ketuhanan yang semu seperti Kristen dengan konsep Allah Tritunggal Yang Kudus dalam dogma Trinitas, jelas jelas bertentangan dengan konsep dasar negara Indonesia…
Kenapa agama Kristen dibiarkan keberadaannya? , mungkin inilah perwujudan dari rasa & jiwa besar para pemimpin bangsa Indonesia. Dilema ini sama seperti pengakuan kita akan eksistensi para penganut aliran kepercayaan, animisme & komunis. Keberadaan agama Kristen sama & sejajar dengan agama animisme, aliran kepercayaan & komunis yang kita perkenankan keberadaannya di bumi Indonesia!.
Bahkan agama Kristen kedudukannya jauh lebih rendah & lebih hina dibanding agama Budha, Hindu & Kong Hu Chu sekalipun, karena dalam ketiga agama ini, walaupun mereka memiliki konsepsi sbb: Manusia utama Sidartha Gautama dalam ajaran Budha, tetapi di atas Sidartha Gautama ada Tuhan Maha Kuasa yang kedudukannya jauh lebih tinggi dibanding Sang Budha itu sendiri. Dalam agama Hindu, walau banyak dewa, tetapi ada Sang Hyang Widhi penguasa tunggal tertinggi di atas para dewa itu. Dalam Kong Hu Chu juga sama seperti ajaran Hindu, ada Sang Pencipta Tunggal yang berkuasa atas semua dewa dewi dalam mitologi China.
Melihat penjelasan di atas saja sudah jelas bahwa agama Kristen itu jauh lebih rendah & hina dibanding agama Budha, Hindu & Kong Hu Chu. Kedudukannya hanya sejajar dengan paham agama animisme & komunis.
Pemujaan Nabi Isa sebagai Tuhan membuktikan adanya Paganisme Baru ini, sebagai agama sempalan Yahudi (ini terjadi karena Paulus dari Tarsus beserta Petrus ternyata kecewa berat akibat ambisinya menjadi Rabbi Yahudi di tolak Sinagoge Betlehem).
Kembali ke dasar negara, jika saja kita semua tegas & tak punya rasa belas kasihan kepada para penyembah Nabi Isa ini, sudah dari dulu sejak kemerdekaan Indonesia, agama Kristen dinyatakan sebagai agama terlarang, karena berbau kolonialisme serta bertentangan dengan Pancasila!. Bahkan jika sekarang saja ada yang menggugat keberadaan agama Kristen & menuduh para pengikutnya dengan pasal subversi ini bisa dibenarkan secara hukum.
baca juga : Sejarah Penghianatan para founding fathers terhadap umat Islam
KENYATAAN SEJARAH BANGSAApalagi bila dikaitkan dengan fakta sejarah bahwa agama ini dibawa oleh para penjajah Belanda, para pengikut pertamanya adalah pribumi pengkhianat bangsa, yang bekerja sebagai opas & tentara bayaran Belanda, mata mata Belanda & penjual informasi perjuangan para pahlawan demi gepokan Gulden Belanda!. Memang ada beberapa pahlawan nasional yang beragama Kristen, tapi mohon diingat, para pahlawan itu tidak pernah ikut kebaktian di Gereja Gereja mereka yang dipimpin Pendeta Belanda!.
Para pahlawan itu hidup bersama orang orang pribumi yang beragama Islam, Hindu & Budha. Ketika Indonesia merdeka & sang Meener meninggalkan mereka, para pengkhianat bangsa ini serta merta bergabung dengan para orang tua kita menyatakan mengutuk penjajahan Belanda, tanpa rasa malu sedikitpun. Tapi semua pihak berjiwa besar. Kita memaafkan kesalahan mereka.
Tapi namanya juga orang tak tahu diri, ketika agresi Belanda datang kembali, mereka lalu ikut tuannya. mendirikan RMS di Maluku segala. Bahkan beberapa diantaranya ikut pulang ke Belanda, tapi biarlah!! Setelah perundingan damai dengan Belanda di tahun 1950 an, Indonesia akhirnya merdeka, para pengkhianat yang beragama sesat bernama Kristen ini diakui keberadaannya, walaupun sebenarnya bertentangan dengan Pancasila!
HIMBAUAN UNTUK PARA GEMBALA LAINNYA YANG BELUM BERTOBAT Nah umat Kristiani..hendakla h renungkan fakta ini, malulah pada diri sendiri & hargailah umat beragama lain, kami umat Islam, Budha, Hindu & Kong Hu Chu sudah lebih dari sabar menghadapi tingkah kalian!. mohon sadarlah & beribadahlah dengan cara masing masing, jangan lagi mengirim penginjil penginjil sesat kalian ke Mesjid Mesjid kami, ke Vihara Vihara kami, ke Kuil Kuil kami, ke Kelenteng Kelenteng kami, atau berusaha memurtadkan umat umat kami yang kebetulan ilmu agamanya kurang, jangalah kalian ulangi lagi perbuatan sesat & tidak terpuji ini. Janganlah beli iman umat kami yang miskin & bodoh dengan beras & janji janji muluk pekerjaan indah. Mereka miskin jangan lagi diberi impian palsu!. Mereka bodoh tapi janganlah manfaatkan kebodohan mereka dengan cara kalian menukar agama mereka dengan agama sesat kalian. Kemarin kami baru menemukan sebuah kisah nyata, bahwa di sebuah desa di pelosok Sukabumi, suatu desa terpencil di kaki gunung, yang menyatakan ketidaktahuannya & terkejut ketika ada yang bilang bahwa kertas selembar yang ia tunjukkan pada orang lain itu adalah surat Baptis & ia telah menjadi Kristen!. Ia tak tahu hal ini!. Yang ia tahu kemarin ia menjual berasnya kepada mereka dengan harga yang sangat mahal, lalu diberi uang & disuruh membaca kontrak perjanjian & dimandikan..ia tak tahu kalau ia telah dimurtadkan. .
PENUTUPMari kita hargai hak beribadah agama masing masing, hargai hak kami beribadah jangan intimidasi umat kami dengan agama sesat kalian, yang hanya jad bahan tertawaan anak SD saja, bukankah kami juga sudah melindungi kalian dari jerat hukum subversi karena agama kalian itu bertentangan dengan dasar negara kita tercinta PANCASILA..YAITU SILA PERTAMA: KETUHANAN YANG MAHA ESA?.
Untuk saudara saudara sesama gembala atau domba Kristus, pintu pertobatan belum tertutup, marilah kita kembali KE JALAN TUHAN YANG BENAR…JALAN KAUM ISLAM DAN PARA SABI'IN…jika anda bekas umat Islam, Budha, Hindu & Kong Hu Chu, kembalilah ke agama masing masing.
SEKIAN DARI KAMIAtas Nama Forum Pertobatan Mantan Gembala Gembala Tuhan Para Pendeta yang telah Insyaf:Ev. Vincentus Rahardi Sudjatmiko (Gembala Kristen Pantekosta bertobat kembali ke agama Budha)Ev. Nicolas Albert Gerungan (Gembala Kristen Protestan bertobat kembali ke agama Islam)Ev. Gede Astra Suartiasa (Gembala Kristen Protestan bertobat kembali ke agama Hindu)Ev. Andi Widjaja (Gembala Gereja Nehemia bertobat kembali ke agama Kong Hu Chu)

Betulkah di Yohanes 13:13 Tuhan = Allah

Suatu ketika Yesus membenarkan dirinya dipanggil murid-muridnya dengan sebutan guru dan tuan, bahkan ditegaskan lagi oleh Yesus memang akulah guru dan tuan
"Kamu menyebut aku guru dan tuan, dan katamu itu tepat, sebab memang akulah guru dan tuan."Yesus disebut sebagai guru karena mengajarkan kebaikan-kebaikan, kebenaran-kebenaran dan petunjuk hidup kepada murid-muridnya dan Yesus disebut tuan karena nasehat dan pengajarannya selalu ditaati murid-muridnya, maka pantaslah Yesus disebut guru dan tuan. Kata tuan dalam ayat di atas adalah terjemahan dari kata mar dalam bahasa Ibrani/Aramaic yaitu bahasa sehari-hari Yesus, kata mar biasa diberikan kepada orang yang dihormati dan di taati. Namun ternyata dalam penterjemahan ayat tersebut ke dalam bahasa yang bukan bahasanya Yesus kata tuan dalam ayat di atas telah berubah menjadi Tuhan, yang jauh menyimpang dari ucapan Yesus, sehingga lafal ucapan Yesus tersebut menjadi :"Kamu menyebut aku guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang akulah guru dan Tuhan." Yohanes 13:13Tentu saja perubahan ini di manfaatkan oleh umat Kristen sebagai dalil bahwa Yesus pernah mengatakan dirinya sebagai Tuhan.Sesungguhnya perubahan kata dari tuan menjadi Tuhan justru akan semakin menimbulkan kontradiksi di dalam Injil itu sendiri, bahkan akan sangat bertentangan dengan ucapan- ucapan Yesus di dalam puluhan ayat-ayat yang lain, satu saja contoh ucapan Yesus yang bertentangan dengan Yohanes 13:13 bila kata tuan dirubah menjadi Tuhan :"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yg telah Engkau utus." Yohanes 17:3Dalam Yohanes 17:3 tersebut Yesus mengatakan bahwa Tuhan satu-satunya hanyalah Allah dan dipertegas lagi bahwa Yesus hanyalah seorang utusan Allah, kalau kata mar diterjemahkan menjadi Tuhan maka Yohanes 13:13 akan sangat kontradiktif dengan Yohanes 17:3, tetapi kalau kata mar diterjemahkan sebagai tuan maka antara Yohanes 13:13 dan Yohanes 17:3 akan saling mendukung dan menguatkan.Umat Kristen nampaknya sangat memaksakan untuk mengubah ucapan Yesus yang berarti tuan menjadi Tuhan, agar ada dalil yang mengokohkan ketuhanan Yesus, hal ini karena tidak ada satu ayat-pun yang mendukung ketuhanan Yesus yang berupa pengakuan Yesus secara langsung bahwa dirinya adalah Tuhan, dan satu-satunya ayat yang mudah untuk diubah artinya adalah Yohanes 13:13, namun dengan mengorbankan keabsahan dan keserasian Alkitab itu sendiri.Perubahan kata tuan menjadi Tuhan terjadi ketika kata MAR dalam bahasa Ibrani yang berarti tuan, diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani menjadi KURIOS, kata kurios dalam bahasa Yunani memiliki empat arti yaitu :
-- Pemilik -- tuan -- tuhan – Tuhan --Rupanya para penginjil mengartikan kurios sebagai Tuhan dalam ayat tersebut, padahal semestinya arti yg sesuai dengan ucapan Yesus dan tdk bertentangan dengan ayat-ayat yg lain adalah tuan. Dari uraian di atas baik ditinjau dari segi tata-bahasa Ibrani ke Yunani dan ditinjau dari keserasian dengan ucapan-ucapan Yesus yang lain, maka pengakuan Yesus yang sesungguhnya adalah :
AKULAH GURU DAN TUANBukanAKULAH GURU DAN TUHANSehingga tidak ada satu ayatpun dalam Alkitab Yesus pernah mengatakan akulah Tuhan, tetapi akan banyak ditemukan ayat-ayat pengakuan Yesus bahwa dirinya hanyalah utusan Allah dan bahwa hanyalah Allah satu-satunya Tuhan yang benar dan Esa. (al-islahonline)Peace

Riwayat Singkat penulis

Nama lengkap baptis saya ...adalah : Paulus Edy Prayitno
Saat ini menetap di Surabaya ..
Sejak kecil sudah masuk kristen , dan pernah aktif di berbagai pelayanan di bagian Music di Gereja GPPS ( Gereja Pantekosta pusat Surabaya )

Namun berkat Rahmat Allah SAW , saya dapat disadarkan dan memeluk islam .
Liku liku perubahan dalam hal religious ini sangat terjal dan berliku ..tetapi saya yakin bahwa pilihan saya memeluk islam ini adalah pilihan yang sangat tepat dan benar.

Saat ini saya aktif di berbagai milis ..debat religious untuk menyadarkan dan meluruskan saudara saudaraku kristen bahwa Yesus sebenarnya hanyalah seorang rosul . Janganlah memberi beban berlebihan dan janganlah memberi hak yang bukan Hak Yesus yang dikatakan sebagai Allah dan Anak Allah.